Wacana "Project Big Picture" yang akhirnya ditolak oleh klub-klub Liga Inggris, dinilai oleh manajer Southampton Ralph Hasenhuettl bakal membuat kompetisi itu menjemukan.
Lebih jauh lagi, jika wacana itu berwujud, maka kisah Cinderella selaiknya yang dilakukan Leicester City kala menjadi juara Liga Premier Inggris 2015/16 tidak akan terjadi lagi.
Proposal "Project Big Picture" diinisiasi oleh Liverpool dan Manchester United dengan iming-iming bakal menguntungkan 72 klub yang ada di tiga kasta liga di bawah Liga Premier, tetapi menurut Hasenhuettl dampak jangka panjangnya akan mempengaruhi aspirasi klub-klub menantang jajaran elit.
Baca juga: Newcastle United perpanjang kontrak Allan Saint-Maximin hingga 2026
"Itu pemikiran yang terlalu pendek, sebab mungkin Anda akan mendapatkan sedikit lebih banyak uang atau ada keuntungan langsung, tetapi sangat mungkin menyulap liga ini cuma punya satu tim juara dalam sembilan musim beruntun seperti di Jerman atau Italia," kata Hasenhuettl sebagaimana dilansir Reuters, Kamis malam.
"Sejujurnya, bagi saya itu akan menjemukan. Yang menarik dari Liga Premier adalah kita punya juara berbeda dalam dua atau tiga tahun. 'Kisah Leicester' tidak akan terjadi jika perubahan ini diterapkan," ujarnya menambahkan.
Belakangan wacana "Project Big Picture" ditolak mentah-mentah oleh klub-klub Liga Premier dan Hasenhuettl mengaku senang dengan sikap itu.
"Saya sangat senang bahwa mereka melihat lebih baik mempertahankan cara yang sudah ajeg di Inggris ini," katanya.
"Alasan Liga Premier sangat digemari adalah karena ini liga paling kompetitif, kemenangan 7-2 Aston Villa atas Liverpool misalnya itu membuat liga ini jadi sangat menarik," pungkasnya.
Wacana "Project Big Picture" meliputi perubahan besar dalam struktur liga dan keuangannya, termasuk mengurangi jumlah peserta jadi 18 klub saja dan hak suara spesial untuk klub-klub besar.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Lebih jauh lagi, jika wacana itu berwujud, maka kisah Cinderella selaiknya yang dilakukan Leicester City kala menjadi juara Liga Premier Inggris 2015/16 tidak akan terjadi lagi.
Proposal "Project Big Picture" diinisiasi oleh Liverpool dan Manchester United dengan iming-iming bakal menguntungkan 72 klub yang ada di tiga kasta liga di bawah Liga Premier, tetapi menurut Hasenhuettl dampak jangka panjangnya akan mempengaruhi aspirasi klub-klub menantang jajaran elit.
Baca juga: Newcastle United perpanjang kontrak Allan Saint-Maximin hingga 2026
"Itu pemikiran yang terlalu pendek, sebab mungkin Anda akan mendapatkan sedikit lebih banyak uang atau ada keuntungan langsung, tetapi sangat mungkin menyulap liga ini cuma punya satu tim juara dalam sembilan musim beruntun seperti di Jerman atau Italia," kata Hasenhuettl sebagaimana dilansir Reuters, Kamis malam.
"Sejujurnya, bagi saya itu akan menjemukan. Yang menarik dari Liga Premier adalah kita punya juara berbeda dalam dua atau tiga tahun. 'Kisah Leicester' tidak akan terjadi jika perubahan ini diterapkan," ujarnya menambahkan.
Belakangan wacana "Project Big Picture" ditolak mentah-mentah oleh klub-klub Liga Premier dan Hasenhuettl mengaku senang dengan sikap itu.
"Saya sangat senang bahwa mereka melihat lebih baik mempertahankan cara yang sudah ajeg di Inggris ini," katanya.
"Alasan Liga Premier sangat digemari adalah karena ini liga paling kompetitif, kemenangan 7-2 Aston Villa atas Liverpool misalnya itu membuat liga ini jadi sangat menarik," pungkasnya.
Wacana "Project Big Picture" meliputi perubahan besar dalam struktur liga dan keuangannya, termasuk mengurangi jumlah peserta jadi 18 klub saja dan hak suara spesial untuk klub-klub besar.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020