Polri dinilai telah meletakkan paradigma baru civilian police sebagai arah kebijakan organisasi yang diimplementasi di dalam tiga tahapan grand strategi Polri.
Ketiganya yakni trust building, partnership building dan strive for excellence.
“Paradigma ‘civilian police’ yang meliputi citizenry dan civil right di dalam sosok kepemimpinan Komjen Agus Andrianto, SH,” ujar Dr Alpi Sahari SH, MHum, akademisi di Medan, Rabu (1/7).
Menurutnya, kepemimpinan Komjen Agus Andrianto tentunya sangat diharapkan membawa perubahan organisasi Polri menuju paripurna ke depannya.
Dr Alpi menilai, yang cukup menarik adalah pernyataan Komjen Agus di salah satu media televisi dalam topik new normal pandemi Covid-19 yakni “di saat ada kesulitan di situ ada kemudahan”.
“Pernyataan ini mengandung makna yang mendalam sebagai ponstulat kebijaksanaan yang mencerminkan sebagai sosok pemimpin visioner yang sangat dibutuhkan oleh organisasi Polri,” katanya.
Kepemimpinan Komjen Agus dinilai akan mampu mewujudkan cita-cita civilian police menuju the nature of public trust yang di dalamnya mencakup public legitimacy dan public consent.
“Civilian police yang dilakukan oleh Komjen Agus bukan hanya dalam tatanan konsep namun sudah terlihat dari sejak menjabat Kapolda Sumut dan Kabagharkam Polri dengan implementasi kebijakan ‘ketahanan pangan masyarakat di masa pandemi’ merupakan solusi yang cukup handal dalam menghadapi dampak COVID-19 yang multidimensi,” urainya.
Menurut Dr Alpi, pemimpin yang bijaksana adalah menemukan dan mencari solusi (search and problem solving) di setiap mengatasi masalah.
Hikmah di balik pandemi COVID-19 yakni menguatnya nilai-nilai ke-Indonesia-an untuk berlomba dalam kebaikan dan kesabaran.
Kebijakan ketahanan pangan yang dipelopori Komjen Agus mencerminkan sikap pemimpin yang sangat paham akan pengaruh lingkungan strategik dengan memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi.
“Ketahanan pangan merupakan abstraksi dari pandangan hidup berbangsa dan bernegara serta landasan konstitusional untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan mengembalikan cara pandang masyarakat sebagai insan yang memberikan rahmat bagi seluruh alam.
Pada HUT Bayangkara ke-74 Dr Alpi berharap insan Bhayangkara lebih memahami ‘the nature of public trust’ di dalam menjalankan amanah yang diberikan oleh bangsa dan negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Ketiganya yakni trust building, partnership building dan strive for excellence.
“Paradigma ‘civilian police’ yang meliputi citizenry dan civil right di dalam sosok kepemimpinan Komjen Agus Andrianto, SH,” ujar Dr Alpi Sahari SH, MHum, akademisi di Medan, Rabu (1/7).
Menurutnya, kepemimpinan Komjen Agus Andrianto tentunya sangat diharapkan membawa perubahan organisasi Polri menuju paripurna ke depannya.
Dr Alpi menilai, yang cukup menarik adalah pernyataan Komjen Agus di salah satu media televisi dalam topik new normal pandemi Covid-19 yakni “di saat ada kesulitan di situ ada kemudahan”.
“Pernyataan ini mengandung makna yang mendalam sebagai ponstulat kebijaksanaan yang mencerminkan sebagai sosok pemimpin visioner yang sangat dibutuhkan oleh organisasi Polri,” katanya.
Kepemimpinan Komjen Agus dinilai akan mampu mewujudkan cita-cita civilian police menuju the nature of public trust yang di dalamnya mencakup public legitimacy dan public consent.
“Civilian police yang dilakukan oleh Komjen Agus bukan hanya dalam tatanan konsep namun sudah terlihat dari sejak menjabat Kapolda Sumut dan Kabagharkam Polri dengan implementasi kebijakan ‘ketahanan pangan masyarakat di masa pandemi’ merupakan solusi yang cukup handal dalam menghadapi dampak COVID-19 yang multidimensi,” urainya.
Menurut Dr Alpi, pemimpin yang bijaksana adalah menemukan dan mencari solusi (search and problem solving) di setiap mengatasi masalah.
Hikmah di balik pandemi COVID-19 yakni menguatnya nilai-nilai ke-Indonesia-an untuk berlomba dalam kebaikan dan kesabaran.
Kebijakan ketahanan pangan yang dipelopori Komjen Agus mencerminkan sikap pemimpin yang sangat paham akan pengaruh lingkungan strategik dengan memberikan solusi atas permasalahan yang terjadi.
“Ketahanan pangan merupakan abstraksi dari pandangan hidup berbangsa dan bernegara serta landasan konstitusional untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan mengembalikan cara pandang masyarakat sebagai insan yang memberikan rahmat bagi seluruh alam.
Pada HUT Bayangkara ke-74 Dr Alpi berharap insan Bhayangkara lebih memahami ‘the nature of public trust’ di dalam menjalankan amanah yang diberikan oleh bangsa dan negara.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020