Kolombia memperpanjang karantina wilayah (lockdown) hingga 15 Juli sebagai upaya untuk menghentikan penyebaran virus corona, kata Presiden Ivan Duque, Selasa (23/6) malam.

Kolombia telah melaporkan lebih dari 73.500 kasus virus corona dan 2.404 kematian.

"Isolasi wajib saat ini, di mana kami kembali ke produktivitas dan bergerak menuju pembukaan kembali bisnis, akan berlanjut seperti saat ini hingga 15 Juli," kata Duque.

Baca juga: Jumlah kematian akibat virus corona lampaui 100.000 di Amerika Latin

Baca juga: 19.241 pasien sembuh dari 47.896 positif COVID-19

Duque pertama kali mendeklarasikan karantina nasional untuk mengendalikan penyebaran virus corona baru pada akhir Maret. Sementara pembatasan tertentu telah dilonggarkan, karantina dijadwalkan untuk dicabut pada 1 Juli.

Pemerintah bulan lalu memberikan wewenang walikota setempat untuk membuka kembali bisnis seperti penata rambut dan tukang cukur, bersama dengan museum dan perpustakaan.

Di kota yang belum terdapat infeksi virus corona, program percontohan akan mulai melakukan uji coba pembukaan kembali sektor tambahan, kata Duque.

"Kami akan mulai melakukan uji coba pembukaan kembali restoran dan menghadiri ibadah keagamaan," katanya.

Saat ini restoran hanya diperbolehkan menyajikan makanan yang dibawa pulang.

Kolombia telah terpukul oleh langkah-langkah yang diambil untuk memperlambat penyebaran virus corona dan penurunan harga minyak. Minyak mentah adalah salah satu ekspor utama negara dan sumber devisa negara.

Pemerintah mengharapkan ekonomi berkontraksi sebesar 5,5 persen tahun ini. Kolombia telah menangguhkan batas defisit fiskal untuk tahun 2020 dan 2021 dan mengeluarkan miliaran obligasi karena pengangguran meningkat dan bisnis tutup selama karantina.

Semua penerbangan internasional telah ditangguhkan hingga setidaknya 31 Agustus.

Pemerintah mengatakan mereka akan melanjutkan penerbangan internasional pada bulan September.

Pewarta: Azis Kurmala

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020