Tiga orang tewas dalam aksi penikaman di sebuah taman di Kota Reading, Inggris selatan pada Sabtu dan lembaga penyiar Sky News melaporkan polisi menduga insiden tersebut terkait terorisme.
Polisi mengatakan berhasil menangkap seorang pria di lokasi kejadian. Pihaknya tidak mengkonfirmasi apakah ada korban tewas dalam insiden tersebut, tetapi surat kabar Telegraph, BBC dan Sky News menyebutkan tiga orang tewas.
Ketua otoritas dewan setempat mengatakan bahwa terdapat korban tewas, tanpa menyebutkan berapa jumlahnya. Layanan ambulans mengaku pihaknya merawat "sejumlah" korban tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Dua orang di bawa ke rumah sakit di daerah tersebut, kata juru bicara rumah sakit.
Saksi mata yang dikutip surat kabar Mirror mengungkapkan pria berpisau "meneriakkan kata-kata yang tak dapat dipahami" sebelum menikam orang-orang yang berada di taman Reading, yang berjarak sekitar 65 km barat London.
"Saya turut berduka cita bagi mereka semua yang menjadi korban dalam insiden di Reading dan saya berterima kasih kepada layanan darurat yang berada di lokasi kejadian," cuit Perdana Menteri Boris Johnson.
Tayangan video di Twitter memperlihatkan paramedis bergegas membantu sedikitnya tiga orang yang terkapar berlumuran darah. Reuters tak bisa memverifikasi rekaman tersebut secara independen.
Matt Rodda, anggota parlemen Inggris perwakilan Reading, mengatakan taman, yang berlokasi di daerah bersejarah kota tersebut, biasanya ramai pada Sabtu malam.
"Banyak orang duduk di taman bersama teman-teman mereka dan jelas saat ini orang-orang bertemu di sana, dengan memperhatikan jaga jarak sosial, dan hanya mengobrol-ngobrol santai di taman," kata Rodda kepada Sky News.
"Insiden ini terjadi di lingkungan seperti ini jadi sangat mengejutkan bagi masyarakat setempat."
Pembatasan COVID-19 saat ini menandakan tempat-tempat seperti pub ditutup, sehingga orang-orang di Inggris berkumpul di taman pada malam hari untuk bertemu dengan teman-teman mereka.
Penikaman di Reading terjadi di lokasi yang sebelumnya menjadi tempat protes anti-rasisme Black Lives Matter (BLM) pada Sabtu namun polisi menyatakan tampaknya tidak ada kaitan antar keduanya.
Pendukung BLM menyebutkan di akun Facebook bahwa penikam terjadi beberapa jam setelah aksi protes berakhir dan mereka yang menghadiri aksi tersebut aman-aman saja.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Polisi mengatakan berhasil menangkap seorang pria di lokasi kejadian. Pihaknya tidak mengkonfirmasi apakah ada korban tewas dalam insiden tersebut, tetapi surat kabar Telegraph, BBC dan Sky News menyebutkan tiga orang tewas.
Ketua otoritas dewan setempat mengatakan bahwa terdapat korban tewas, tanpa menyebutkan berapa jumlahnya. Layanan ambulans mengaku pihaknya merawat "sejumlah" korban tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut.
Dua orang di bawa ke rumah sakit di daerah tersebut, kata juru bicara rumah sakit.
Saksi mata yang dikutip surat kabar Mirror mengungkapkan pria berpisau "meneriakkan kata-kata yang tak dapat dipahami" sebelum menikam orang-orang yang berada di taman Reading, yang berjarak sekitar 65 km barat London.
"Saya turut berduka cita bagi mereka semua yang menjadi korban dalam insiden di Reading dan saya berterima kasih kepada layanan darurat yang berada di lokasi kejadian," cuit Perdana Menteri Boris Johnson.
Tayangan video di Twitter memperlihatkan paramedis bergegas membantu sedikitnya tiga orang yang terkapar berlumuran darah. Reuters tak bisa memverifikasi rekaman tersebut secara independen.
Matt Rodda, anggota parlemen Inggris perwakilan Reading, mengatakan taman, yang berlokasi di daerah bersejarah kota tersebut, biasanya ramai pada Sabtu malam.
"Banyak orang duduk di taman bersama teman-teman mereka dan jelas saat ini orang-orang bertemu di sana, dengan memperhatikan jaga jarak sosial, dan hanya mengobrol-ngobrol santai di taman," kata Rodda kepada Sky News.
"Insiden ini terjadi di lingkungan seperti ini jadi sangat mengejutkan bagi masyarakat setempat."
Pembatasan COVID-19 saat ini menandakan tempat-tempat seperti pub ditutup, sehingga orang-orang di Inggris berkumpul di taman pada malam hari untuk bertemu dengan teman-teman mereka.
Penikaman di Reading terjadi di lokasi yang sebelumnya menjadi tempat protes anti-rasisme Black Lives Matter (BLM) pada Sabtu namun polisi menyatakan tampaknya tidak ada kaitan antar keduanya.
Pendukung BLM menyebutkan di akun Facebook bahwa penikam terjadi beberapa jam setelah aksi protes berakhir dan mereka yang menghadiri aksi tersebut aman-aman saja.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020