Rekaman biografi puitis dari penyair ternama Indonesia, Chairil Anwar yang dituangkan dalam pementasan "Perempuan-Perempuan Chairil" akan ditayangkan secara streaming pada 9 dan 10 Mei di kanal YouTube Indonesia Kaya pukul 14.00 WIB.

"Perempuan-Perempuan Chairil" yang ditayangkan ini, merupakan rekaman dari pementasan pada 11 dan 12 November 2017 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.

Lakon ini menampilkan aktor terbaik Indonesia yaitu Reza Rahadian sebagai Chairil Anwar, Marsha Timothy sebagai Ida, Chelsea Islan sebagai Sri Ajati, Tara Basro sebagai Sumirat dan Sita Nursanti sebagai Hapsah Wiriaredja.

Baca juga: "The Half of It", kisah sederhana tentang cinta dan jati diri

Baca juga: Film adaptasi "Whisper of the Heart" akan tayang 18 September

"Pertunjukan ini merupakan bentuk apresiasi serta membuktikan bahwa karya sastra Indonesia tetap aktual dan dapat diangkat dengan kemasan kekinian sehingga lebih mudah diapresiasi oleh masyarakat terutama generasi muda," kata Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari Adrian melalui keterangan resminya, Kamis.

Kisah ini terinspirasi dari buku berjudul "Chairil" karya Hasan Aspahani, dari buku itulah Happy Salma dan Agus Noor selaku sutradara menemukan bentuk dan fokus pemanggungan Chairil.

"Melalui sejumlah sosok perempuan yang hadir dalam puisinya, pementasan ini menguak sisi lain dari Chairil Anwar dan memperlihatkan kegelisahan hidup dan pemikirannya, serta pertaruhan yang dilakukan semasa hidupnya yang memberi tenaga dan makna pada semangat kemerdekaan di negeri ini," ujar Happy Salma.

Lakon ini tersaji dalam empat babak, yang menggambarkan hubungan Chairil dengan empat perempuan yakni Ida, Sri, Mirat dan Hapsah. Empat perempuan istimewa, mereka menggambarkan sosok perempuan pada jaman itu.

Ida Nasution adalah mahasiswi, penulis yang hebat, pemikir kritis dan bisa menyaingi intelektualisme Chairil ketika mereka berdebat. Sri Ajati, juga seorang mahasiswi, bergerak di tengah pemuda-pemuda hebat pada jamannya. Ikut main teater, jadi model lukisan, gadis ningrat yang tak membeda-bedakan kawan.

Sumirat, juga seorang yang terdidik yang lincah. Tahu benar bagaimana menikmati keadaan, mengagumi keluasan pandangan Chairil, menerima dan membalas cinta Chairil dengan sama besarnya tapi akhirnya cinta itu kandas. Lalu akhirnya Chairil disadarkan oleh Hapsah, bahwa dia adalah lelaki biasa.

Empat perempuan yang tak sama, empat cerita yang berbeda. Tanpa mengecilkan arti dan peran perempuan lain, tapi lewat cerita empat perempuan ini kita bisa mengenal sosok.

Pementasan ini juga dimeriahkan dengan hadirnya pemain pendukung yaitu Sri Qadariatin sebagai Perempuan Malam dan Indrasitas sebagai Affandi.

Pewarta: Maria Cicilia

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020