Proses pembuatan lagu "Intuisi" ternyata tidak mudah bagi Yura Yunita, bahkan ia sampai harus melakukan hipnoterapi untuk menuntaskan trauma masa lalu.
"Intuisi" memiliki makna yang begitu dalam bagi Yura. Menurut Yura, ia selalu menciptakan lagu berdasarkan pengalaman hidupnya.
Saat merekam lagu tersebut, Yura selalu gagal untuk mencapai nada maksimal. Saat itu ia merasa seperti ada yang menahan hingga akhirnya Yura memutuskan untuk melakukan hipnoterapi.
Baca juga: Cokelat persembahkan "Bagimu Negeri" untuk tim medis
Baca juga: "Bloodshot," perjalanan "superhero" patah hati mencari jati diri
"Aku enggak bisa nyanyiin 'Intuisi' karena marah banget, lebih banyak marahnya. Dicoba sejam dia jam enggak bisa nyanyiin akhirnya memutuskan untuk hipnoterapi untuk dicari di mana akar permasalahannya," kata Yura dalam bincang-bincang di YouTube, dikutip Rabu.
"Mungkin kalau teman-teman dengar lagunya bisa sampai nangis karena emang perjalanan di lagu itu emang panjang banget sampai aku harus healing diri sendiri, supaya bisa memaafkan bukan cuma dianya tapi diri sendiri supaya bisa menerima dan menghadapi kenyataan itu," lanjutnya.
Setelah melakukan hipnoterapi, Yura mengaku menjadi lebih lega dalam menyanyikan lagu tersebut. Tak hanya itu, ia juga lebih nyaman dalam menyanyikan lagu-lagi bernada tinggi.
Menurut seorang hipnoterapis, Nabila Ghasanni, apa yang dialami oleh Yura adalah sebuah trauma yang terjadi di masa kecil. Trauma ini secara tidak sadar telah mempengarahui suara Yura dalam bernyanyi.
Trauma itu terjadi saat Yura berusia 5 tahun ketika sedang belajar bermain piano dan menyanyi. Karena belum mengenal nada, Yura bernyanyi dengan keras dan mengganggu sang kakak hingga kakaknya membanting pintu dengan keras.
Yura pun kaget, dan ternyata hal tersebut membekas hingga dewasa. Ia jadi takut mengganggu orang lain jika suaranya tinggi.
"Ternyata akar masalahnya jauh sekali di belakang. Ini trauma waktu kecil, waktu umur lima tahun. Ini mempengaruhi suara kamu jadi enggak bisa total karena takut ngeluarin suara kamu," jelas Nabila.
"Yura berani cerita tentang apa yang Yura rasain, gara-gara interview sama Gofar, dia yang memancing. Dari situ banyak yang DM (direct message), ternyata saat kita berani membuka diri dengan pengalaman buruk ternyata banyak yang ngalamin juga," kata Yura.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
"Intuisi" memiliki makna yang begitu dalam bagi Yura. Menurut Yura, ia selalu menciptakan lagu berdasarkan pengalaman hidupnya.
Saat merekam lagu tersebut, Yura selalu gagal untuk mencapai nada maksimal. Saat itu ia merasa seperti ada yang menahan hingga akhirnya Yura memutuskan untuk melakukan hipnoterapi.
Baca juga: Cokelat persembahkan "Bagimu Negeri" untuk tim medis
Baca juga: "Bloodshot," perjalanan "superhero" patah hati mencari jati diri
"Aku enggak bisa nyanyiin 'Intuisi' karena marah banget, lebih banyak marahnya. Dicoba sejam dia jam enggak bisa nyanyiin akhirnya memutuskan untuk hipnoterapi untuk dicari di mana akar permasalahannya," kata Yura dalam bincang-bincang di YouTube, dikutip Rabu.
"Mungkin kalau teman-teman dengar lagunya bisa sampai nangis karena emang perjalanan di lagu itu emang panjang banget sampai aku harus healing diri sendiri, supaya bisa memaafkan bukan cuma dianya tapi diri sendiri supaya bisa menerima dan menghadapi kenyataan itu," lanjutnya.
Setelah melakukan hipnoterapi, Yura mengaku menjadi lebih lega dalam menyanyikan lagu tersebut. Tak hanya itu, ia juga lebih nyaman dalam menyanyikan lagu-lagi bernada tinggi.
Menurut seorang hipnoterapis, Nabila Ghasanni, apa yang dialami oleh Yura adalah sebuah trauma yang terjadi di masa kecil. Trauma ini secara tidak sadar telah mempengarahui suara Yura dalam bernyanyi.
Trauma itu terjadi saat Yura berusia 5 tahun ketika sedang belajar bermain piano dan menyanyi. Karena belum mengenal nada, Yura bernyanyi dengan keras dan mengganggu sang kakak hingga kakaknya membanting pintu dengan keras.
Yura pun kaget, dan ternyata hal tersebut membekas hingga dewasa. Ia jadi takut mengganggu orang lain jika suaranya tinggi.
"Ternyata akar masalahnya jauh sekali di belakang. Ini trauma waktu kecil, waktu umur lima tahun. Ini mempengaruhi suara kamu jadi enggak bisa total karena takut ngeluarin suara kamu," jelas Nabila.
"Yura berani cerita tentang apa yang Yura rasain, gara-gara interview sama Gofar, dia yang memancing. Dari situ banyak yang DM (direct message), ternyata saat kita berani membuka diri dengan pengalaman buruk ternyata banyak yang ngalamin juga," kata Yura.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020