Begitu pandemi virus corona menurun di China, satu orang di negara tersebut meninggal akibat virus hanta yakni penyakit infeksi lainnya, menurut laporan media pada Selasa.
Harian China Global Times menyebutkan seseorang dari Provinsi Yunnan meninggal setelah tertular virus tersebut.
"Satu orang dari Provinsi Yunnan meninggal di dalam bus sewaan selama perjalanan ke Provinsi Shandong untuk bekerja pada Senin," cuit surat kabar tersebut.
Baca juga: 25 WNI positif terjangkit COVID-19 di Singapura
Media itu menambahkan, 32 penumpang lainnya di bus tersebut juga menjalani tes, namun informasi hasil tes mereka tidak diungkapkan.
Penyakit virus tersebut pertama kali dilaporkan di AS pada 1993. Penyakit itu ditularkan ke manusia melalui hewan pengerat seperti tikus.
Tidak ada penularan virus hanta antarmanusia yang ditemukan, kecuali di Argentina pada 1996 ketika ditunjukkan bahwa "jenis virus hanta di Amerika Selatan mungkin ditularkan dari manusia ke manusia," menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang berbasis di AS.
Baca juga: Hingga Rabu, 790 pasien positif dan 58 meninggal akibat kasus COVID-19 di Indonesia
Perkembangan virus hanta muncul pada saat dunia sedang memerangi virus corona, yang juga dikenal COVID-19.
COVID-19 telah menelan lebih dari 17.000 orang di 169 negara atau wilayah hingga saat ini.
Berbeda halnya dengan virus corona yang memiliki gejala batuk, deman dan kesulitan bernapas, virus hanta dalam tubuh menyebabkan kelelahan dan nyeri otot serta sakit kepala.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Harian China Global Times menyebutkan seseorang dari Provinsi Yunnan meninggal setelah tertular virus tersebut.
"Satu orang dari Provinsi Yunnan meninggal di dalam bus sewaan selama perjalanan ke Provinsi Shandong untuk bekerja pada Senin," cuit surat kabar tersebut.
Baca juga: 25 WNI positif terjangkit COVID-19 di Singapura
Media itu menambahkan, 32 penumpang lainnya di bus tersebut juga menjalani tes, namun informasi hasil tes mereka tidak diungkapkan.
Penyakit virus tersebut pertama kali dilaporkan di AS pada 1993. Penyakit itu ditularkan ke manusia melalui hewan pengerat seperti tikus.
Tidak ada penularan virus hanta antarmanusia yang ditemukan, kecuali di Argentina pada 1996 ketika ditunjukkan bahwa "jenis virus hanta di Amerika Selatan mungkin ditularkan dari manusia ke manusia," menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit yang berbasis di AS.
Baca juga: Hingga Rabu, 790 pasien positif dan 58 meninggal akibat kasus COVID-19 di Indonesia
Perkembangan virus hanta muncul pada saat dunia sedang memerangi virus corona, yang juga dikenal COVID-19.
COVID-19 telah menelan lebih dari 17.000 orang di 169 negara atau wilayah hingga saat ini.
Berbeda halnya dengan virus corona yang memiliki gejala batuk, deman dan kesulitan bernapas, virus hanta dalam tubuh menyebabkan kelelahan dan nyeri otot serta sakit kepala.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020