Gubernur bank sentral dan menteri keuangan negara-negara G20 mengadakan sidang dalam jaringan (daring) yang membahas penanganan bersama mengatasi penyebaran COVID-19 mulai dari aspek kesehatan, kebijakan fiskal dan moneter hingga peran lembaga keuangan internasional.

“Bagaimana seluruh dunia, pemerintah dan negara meningkatkan langkah untuk pencegahan dan penanganan COVID-19 dari aspek kemanusiaan,” kata Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo melalui konferensi video di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, dari sisi kemanusiaan atau kesehatan, negara-negara G20 akan melakukan aksi bersama untuk mengatasi pandemi global itu termasuk melakukan langkah protokol untuk mencegah penyebaran virus corona.

Baca juga: Cegah sebaran COVID-19, Polres Taput gunakan "water canon" semburkan disinfektan di sepanjang jalan

Ia mengungkapkan aksi bersama itu dilakukan melalui kerja sama menyediakan pasokan medis, kesehatan hingga obat-obatan.

Dari sisi kebijakan fiskal, moneter dan sektor keuangan dilakukan bersama secara global dengan kewenangan masing-masing negara meliputi stimulus fiskal bagi UMKM, dunia usaha dan masyarakat.

Baca juga: Pemerintah batalkan pelaksanaan UN 2020

Baca juga: Baru pulang dari luar negeri, delapan warga Langkat Orang Dalam Pemantauan

Selain itu, bank sentral juga tidak hanya menurunkan tingkat suku bunga acuan tetapi juga melakukan injeksi likuiditas di pasar keuangan dan perbankan serta koordinasinya dengan otoritas jasa keuangan di G20.

“Semua komitmen berbagai negara untuk melakukan koordinasi baik nasional, fiskal, moneter dan sektor keuangan dan koordinasi antarnegara,” imbuhnya.

Selain dari sisi pemerintah dan bank sentral, dalam pertemuan secara daring pada Senin (23/3) malam itu juga membahas lembaga internasional seperti Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF) dan lembaga keuangan internasional lainnya meningkatkan pendanaan dan mengatasi ketatnya likuiditas dolar secara global.

IMF, lanjut dia, berencana akan meningkatkan alokasi special drawing rights (SDR) dan menyediakan swap line kepada seluruh negara karena itu menyangkut ketatnya dolar secara global, tanpa persyaratan apapun.

“Bank Dunia meningkatkan pendanaan kepada negara emerging dan negara berkembang untuk mengatasi program kesehatan, UMKM dan masyarakat luas. Ini akan ditindaklanjuti oleh lembaga internasional,” ucap Perry.

Rencananya, sidang melalui konferensi video akan dilakukan minggu depan agar langkah secara global baik menyangkut kesehatan, koordinasi kebijakan fiskal, moneter, sektor keuangan dan lembaga internasional bisa dilakukan melalui aksi kolektif bersama.

Selain menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari 20 negara dalam organisasi G20, dalam sidang daring itu juga diikuti Bank Dunia, IMF, PBB dan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) serta lembaga internasional lain.
 

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020