Azerbaijan dan Belarusia jadi dua negara yang ikut melaporkan kasus pertama penularan virus corona jenis baru, COVID-19, pada Jumat setelah Nigeria, Selandia Baru, dan Lithuania.
Pusat krisis virus corona yang dibentuk Pemerintah Azerbaijan mengumumkan seorang warga Rusia yang baru berpergian dari Iran terbukti positif tertular COVID-19, demikian informasi yang disampaikan kantor berita Interfax.
Walaupun demikian sampai saat ini, belum ada keterangan tambahan dari pemerintah setempat mengenai pasien tertular virus.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Belarusia juga melaporkan kasus pertama COVID-19. Pasien yang tertular merupakan salah satu mahasiswa asal Iran.
"Kami ingin menginformasikan serangkaian tes dilakukan pada 27 Februari di institut riset Pusat Ilmu Pengetahuan dan Praktik Republik untuk epidemiologi dan mikrobiologi. Hasil tes menunjukkan ada jejak virus corona 2019-nCoV pada seorang pelajar asal Iran," kata pihak kementerian sebagaimana dikutip kantor berita TASS.
COVID-19 yang sebelumnya sempat disebut 2019-nCoV pertama kali mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China sekitar akhir tahun lalu. Saat ini, virus itu telah mewabah ke lebih dari 50 negara di luar China.
Penyakit akibat virus tersebut memiliki gejala yang mirip dengan influenza dan infeksi pernapasan lainnya. Pasien yang terjangkit COVID-19 dapat menularkan virus melalui bersin dan batuk.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020
Pusat krisis virus corona yang dibentuk Pemerintah Azerbaijan mengumumkan seorang warga Rusia yang baru berpergian dari Iran terbukti positif tertular COVID-19, demikian informasi yang disampaikan kantor berita Interfax.
Walaupun demikian sampai saat ini, belum ada keterangan tambahan dari pemerintah setempat mengenai pasien tertular virus.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan Belarusia juga melaporkan kasus pertama COVID-19. Pasien yang tertular merupakan salah satu mahasiswa asal Iran.
"Kami ingin menginformasikan serangkaian tes dilakukan pada 27 Februari di institut riset Pusat Ilmu Pengetahuan dan Praktik Republik untuk epidemiologi dan mikrobiologi. Hasil tes menunjukkan ada jejak virus corona 2019-nCoV pada seorang pelajar asal Iran," kata pihak kementerian sebagaimana dikutip kantor berita TASS.
COVID-19 yang sebelumnya sempat disebut 2019-nCoV pertama kali mewabah di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China sekitar akhir tahun lalu. Saat ini, virus itu telah mewabah ke lebih dari 50 negara di luar China.
Penyakit akibat virus tersebut memiliki gejala yang mirip dengan influenza dan infeksi pernapasan lainnya. Pasien yang terjangkit COVID-19 dapat menularkan virus melalui bersin dan batuk.
Sumber: Reuters
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020