Belimbing tumbuh subur di dataran rendah dengan tinggi pohon antara 6-9 meter. Belimbing tumbuh di tanah dengan kadar pH 5,5-6,5 pada iklim tropis di musim kemarau.

Namun, belimbing juga dapat beradaptasi dengan kondisi lembab-panas dan iklim "basah". Di Nicaragua, belimbing tumbuh di ketinggian 0-100 meter, hingga ketinggian 500 meter di Peru, antara 0-500 dan 1.000-1.500 meter di Colombia, dan ketinggian 0-1000 meter di Bolivia.

Menurut klasifikasi taksonomi, belimbing tergolong domain Eukariota, kerajaan (Kingdom) Plantae, subkingdom Tracheobiota, super divisi atau filum Spermatophyta, subfilum Angiospermae, divisi Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida atau Dicotyledonae, sub Kelas Rosidae, ordo Geraniales, famili Oxalidaceae, genus Averrhoa, dan spesies: Averrhoa carambola Linn dan Averrhoa bilimbi.

Baca juga: Buah hati susah makan, siasati dengan varias, Itu penting agar terhindar dari stunting

Famili Oxalidaceae memiliki sekitar 900 spesies. Nama genus Averrhoa diambil sebagai penghargaan terhadap filsuf muslim terkenal abad ke-12 bernama Averrhoes (Ibnu Sina) dari Andalusia. Nama carambola berasal dari Malabar dan pertama kali dipergunakan oleh bangsa Portugis.

Averrhoa bilimbi tercatat pertama kali dijumpai di Jamaica sekitar 1830-an. Adapun Averrhoa carambola dilaporkan pertama kali ditemukan pada 1851.

Belimbing dipercaya berasal dari Maluku dan Sri Langka, namun dibudidayakan di Asia Tenggara dan Malaysia selama beberapa abad. Belimbing umum dijumpai di China Selatan, Taiwan, India, dan Indonesia. Di Amerika Serikat, buah belimbing disebut juga star fruits. Adapun jenis buah belimbing yang amat disukai dan terkenal di sana adalah belimbing Florida.

Jenis belimbing (Averrhoa carambola) yang terkenal di Indonesia misalnya belimbing manis dan belimbing wuluh.

Varietas belimbing bermacam-macam. Di Indonesia, varietas belimbing cukup beragam, misalnya belimbing Bangkok, Dewi, Demak Kapur, Demak Kunir, Demak jingga, Filipina, Malaysia, Paris, Pasar Minggu, Sembiring, Siwalan, Taiwan, Wijaya.

Belimbing Demak memang populer dan terkenal karena rasanya manis, warnanya kuning cerah, dan buahnya berukuran besar. Masih di Indonesia, varietas belimbing terunggul kelas nasional adalah belimbing Demak varietas Kunir dan Kapur.

                                                                                           Dapat ditemukan
Belimbing dapat ditemukan di pelbagai negara. Di Asia, belimbing ditemukan di Kamboja, China (Fujian, Guangdong, Guangxi, Hainan, Sichuan, Yunnan), India, Indonesia (Jawa, Maluku), Israel, Malaysia, Myanmar, Pakistan, Filipina, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, Vietnam.

Di Amerika Utara, belimbing dapat dijumpai di Belize, Costa Rica, Kuba, Republik Dominika, El Salvador, Haiti, Honduras, Jamaica, Meksiko, Nicaragua, Panama, Puerto Rico, Trinidad dan Tobago, Amerika Serikat (Florida, Hawai). Di kawasan Oseania, belimbing dapat dijumpai di Australia (Queensland), negara Federasi Mikronesia, Guam, Kaledonia Baru, Tonga, dan Pulau Mariana utara.

Di area Amerika Selatan, belimbing dijumpai di Bolivia, Brazil, Colombia, Ekuador, Guyana, Paraguay, Peru, Suriname, dan Venezuela. Di Afrika, belimbing dapat dijumpai di Madagaskar, Tanzania, dan pulau Zanzibar.

Manfaat belimbing ada dan dirasakan dari hasil analisis fitokimiawi. Analisis ini menyebutkan bahwa belimbing mengandung alkaloid, saponin, flavonoid, tanin, antioksidan (misalnya polifenoloksidase, vitamin C, epikatekin, dan proantosianidin).

Buah dan ekstrak buah belimbing mengandung asam oksalat, asam tartrat, asam alfa-ketoglutarat, dan asam amino, sedangkan bagian buah belimbing yang dapat dimakan juga sumber yang kaya akan gula, mineral, tannin, serat diet, pectin, selulose, hemiselulose, zat besi, kalsium, fosfor, dan komposisi karotenoid.

Belimbing digunakan dalam pengobatan tradisional untuk terapi berbagai penyakit. Ramuan daun dipergunakan sebagai antibakteri, antiskorbut, astringent (pengecil pori-pori kulit dan penghambat produksi minyak yang berlebihan di kulit), pascapersalinan, antidemam, radang rektum, dan diabetes.

Manfaat belimbing sungguh beragam. Buah belimbing wuluh dapat dipakai untuk bumbu masakan. Buah belimbing digunakan untuk mengatasi radang tenggorokan, sariawan, sakit gigi, batuk, asma, cegukan, dada terasa terikat, mual, muntah, gangguan pencernaan, keracunan makanan, kolik, diare, ikterik (kekuningan), splenomegali (pembesaran limpa pada kasus malaria), dan asites (perut buncit karena cairan).

Teh belimbing dari daun yang direbus digunakan untuk sariawan dan angina. Campuran daun dan buah belimbing digunakan untuk menghentikan muntah dan meredakan demam. Bunga belimbing yang direbus digunakan untuk obat cacing, malaria, dan pereda demam.

Akar belimbing dipakai untuk mengobati radang sendi, sakit kepala kronis atau menahun, mimisan, dan spermatorrhea. Akar diberi gula dapat dipakai sebagai antidotum untuk mengatasi keracunan.

Masyarakat Myanmar memanfaatkan belimbing sebagai acar teh. Selain itu, banyaknya kandungan air pada buah belimbing menjadikan buah ini dapat dibuat anggur buah atau sari buah (jus). Di Brazil, belimbing dimanfaatkan sebagai diuretik untuk mengatasi problematika kandung kemih dan ginjal. Di India, buah matang atau jus belimbing dipakai untuk pereda demam.

Ilmuwan telah menginvestigasi efek hipoglikemik (penurun gula darah) dari beberapa insoluble fiber-rich fractions (FRFs), termasuk serat tak larut air (insoluble dietary fiber), alcohol-insoluble solid dan water insoluble solid dari buah belimbing. Intinya, buah belimbing berkhasiat menurunkan kadar glukosa di dalam darah.

Selain memiliki efek hipoglikemik, manfaat belimbing adalah memiliki aktivitas antidiabetik (pencegah kencing manis), antihipertensif (penurun tekanan darah), antioksidan, hipokolesterolemik (penurun kolesterol dalam aliran darah), hipolipidemik (penurun kadar lemak dalam darah), antimikrobial, anti inflamasi (anti radang), hepatoprotektif (pelindung hati), trombolitik.

Manfaat belimbing tentunya takkan dapat dirasakan bila ada hama dan penyakit tanaman belimbing.

Petani belimbing perlu mewaspadai kelelawar, kutu daun, semut ngangrang (Oecophylla smaragdina), dan lalat buah (Dacus pedestris). Solusinya sederhana, bungkuslah buah belimbing saat berusia satu bulan. Untuk kutu daun dan semut dapat dikendalikan dengan insektisida.

Penyakit belimbing juga membuat kita tak lagi dapat menikmati khasiat dan manfaat belimbing. Misalnya, bercak daun dan penyakit kapang jelaga. Tampaknya fungisida cukup ampuh untuk mengendalikan kedua penyakit ini.

*) dr Dito Anurogo MSc adalah dosen FKIK Unismuh Makassar, instruktur literasi baca-tulis tingkat nasional 2019, Director networking IMA Makassar, pengurus Asosiasi Sel Punca Indonesia (ASPI), dokter literasi digital, penulis puluhan buku, kepala LP3AI ADPERTISI, anggota Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4), pengurus APKKM dan AWMI, pegiat Forum Lingkar Pena (FLP), Dewan Penasihat dan Pembina Sci.id dan Menusa, penggagas Indonesia Menulis (Writenesia)


 

Pewarta: dr Dito Anurogo MSc

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2020