"Matumona" yang berarti kembali ke asal, mengenang kehidupan awal, menyucikan diri, dan bersahabat dengan alam, untuk kedua kalinya dikemas dalam agenda Festival Matumona-Muara 2019 Kabupaten Tapanuli Utara yang digelar selama tiga hari, 19-21 Desember 2019.

Gelar festival yang dirangkai dengan sejumlah kegiatan termasuk 'Formasi Solu Bolon Hariara Sundung Di Langit' yang bermakna sepenanggungan, searah, dan seirama berlandaskan keimanan pada Tuhan Yang Maha Esa dihelat di Pantai Libra SS Danau Toba, Desa Unte Mungkur, Kecamatan Muara, Taput.

"Event ini telah dua kali dilaksanakan. Saya percaya seluruh rangkaian selama tiga hari ini akan sukses. Saya yakin pariwisata Muara akan meningkat maju karena karakter masyarakatnya yang memegang teguh ucapannya untuk kemajuan pariwisata Muara," sebut Bupati Nikson Nababan, saat membuka secara resmi kegiatan festival, Kamis (19/12).

Menurutnya, komitmen untuk memajukan kesejahteraan dan juga pariwisata Muara, yang sejak awal diungkapkan akan semakin nyata setelah keberadaan Bandara Internasional Silangit, sebagai gerbang masuk menuju pintu wisata Danau Toba.

"Pertanyaannya kembali ke masyarakat Muara, apa yang hendak dijual dari Muara ini, event apa yang akan disajikan? Festival Matumona menjadi salah satu jawabannya," terangnya.

Kata Nikson, seluruh upaya untuk mewujudkan Muara sebagai pintu wisata Danau Toba akan tetap diperjuangkan dengan penambahan infrastruktur yang sudah ada, termasuk akan menyurati pemerintah pusat terkait desain Huta Ginjang untuk dijadikan lokasi wisata gantole-paralayang.

"Tentunya, hal tersebut sangat membutuhkan dukungan seluruh pihak, termasuk segenap masyarakat desa yang diharapkan kompak dalam membentuk badan usaha antar desa sehingga nantinya akan terkumpul modal yang cukup besar untuk membuat suatu usaha seperti pengembangan pariwisata olahraga dan juga pembinaan generasi muda yang memiliki SDM yang terampil dalam menyambut kemajuan pariwisata," harapnya.

Selain itu, kata dia, perjuangan tanpa mengenal kata menyerah dalam merealisasikan pendirian Universitas Negeri Tapanuli Raya yang diyakini akan mendukung kunjungan wisata ke Muara, juga menjadi usaha dan upaya demi memajukan pariwisata Muara Danau Toba.

"Selalu kembangkan senyum, sapa, dan salam agar semakin mendarah daging bagi kita semua. Pada tahun berikutnya, harus ada event setiap bulan yang menjadi kalender tetap kegiatan pariwisata," imbuhnya.

Usai sambutannya, Bupati Nikson bersama tokoh masyarakat Soaloon Simatupang, Samsul Sianturi, dan mewakili Dinas Pariwisata Provsu, serta para undangan lainnya menyaksikan giat acara adat Matumona yang dilanjutkan dengan Formasi Solu Bolon Hariara Sundung Di Langit.

Pada Formasi Solu Bolon, sepasang Solu Bolon yang dibuat dari kayu berumur lebih dari ratusan tahun dinaiki oleh rombongan bersama Bupati Nikson.

Jusman Sianturi, Ketua kegiatan festival menjelaskan, kegiatan yang digelar diwujudkan melalui partisipasi 15 Desa se-Kecamatan Muara, serta menjelaskan bahwa event tersebut akan dilaksanakan setiap tahunnya, dengan posisi 'hasuhuton' secara bergilir yang dimulai dari marga Simatupang, selanjutnya marga Aritonang, Siregar, dan marga-marga lainnya selaku pendatang di wilayah Muara.

"Selain itu, setiap desa di Kecamatan Muara melalui musrembangdes menetapkan untuk melaksanakan kegiatan 'dragon boat' atau 'Solu Bolon'. Terimakasih atas pembinaan dan bimbingan Bapak Bupati kepada kami sehingga lebih mampu dalam mendukung pelaksanaan pembangunan ini," ungkap Jusman.
 

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019