Sejumlah ibu rumah tangga di Bekasi mulai was-was dengan pertumbuhan homoseksual dari kalangan pria beristri. Mereka menjadi khawatir kalau salah satu pelaku seks menyimpang itu adalah suaminya sendiri.
"Amit-amit, ya. Jangan sampai suami saya memiliki kelainan seksual itu. Kasihan keluarga dan anak-anak saya nanti," kata Anggih (29) warga Medan Satria, Kota Bekasi, Rabu (04/12).
Anggih belum bisa mengomentari apa-apa bila ternyata seorang homoseksual itu berada di tengah-tengah lingkungannya, namun dia selalu memberikan ruang komunikasi kepada suami soal urusan rumah tangga.
"Ya, paling banyak saya sering bicara kalau sudah di rumah, saling tukar pikiran, dan saling mengisi satu sama lain," katanya.
Wanita beranak dua itu menjelaskan di lingkungannya sendiri pernah ada orang yang diduga memiliki kelainan seks, namun dari unsur perempuan atau lesbi.
"Saya pernah melihat langsung kalau lesbi. Ya, gitu, kalau ditanya hanya sebatas teman, tapi kalau diperhatikan seperti orang pacaran," ucapnya.
Biasanya kalau lesbi satu orang perempuannya berpotongan seperti laki-laki. Rambutnya pendek mirip pria, termasuk gaya berpakaiannya.
"Tapi kalau lagi berduaan mereka bisa bergandengan tangan, pokoknya mirip kaya orang pacaran pria dan wanita deh," ungkapnya.
Anggih berharap pemerintah segera mengambil tindakan karena dia khawatir kalau kelainan seks itu bisa menyasar ke kalangan remaja.
"Ya, adakan apa gitu dari pemerintah, biar tidak menyebar penyakit homo dan lesbi," katanya.
Istri Wakil Wali Kota Bekasi, Wiwik Tri Adhianto mengimbau kaum istri untuk bisa lebih menjaga penampilan di dalam maupun di luar rumah. Tujuannya agar suami bisa lebih menghargai keberadaan istri sendiri.
"Terutama kami sebagai istri harus jaga penampilan di depan suami," katanya.
Menurut Wiwik bila para suami kurang bahagia atas kehadiran istri di rumah maka cara lain akan ditempuh salah satunya dengan mencari sensasi baru di luar rumah.
"Bisa juga mereka mencari seks lain melalui organ dubur, karena tren homoseksual sedang meningkat," kata dia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Amit-amit, ya. Jangan sampai suami saya memiliki kelainan seksual itu. Kasihan keluarga dan anak-anak saya nanti," kata Anggih (29) warga Medan Satria, Kota Bekasi, Rabu (04/12).
Anggih belum bisa mengomentari apa-apa bila ternyata seorang homoseksual itu berada di tengah-tengah lingkungannya, namun dia selalu memberikan ruang komunikasi kepada suami soal urusan rumah tangga.
"Ya, paling banyak saya sering bicara kalau sudah di rumah, saling tukar pikiran, dan saling mengisi satu sama lain," katanya.
Wanita beranak dua itu menjelaskan di lingkungannya sendiri pernah ada orang yang diduga memiliki kelainan seks, namun dari unsur perempuan atau lesbi.
"Saya pernah melihat langsung kalau lesbi. Ya, gitu, kalau ditanya hanya sebatas teman, tapi kalau diperhatikan seperti orang pacaran," ucapnya.
Biasanya kalau lesbi satu orang perempuannya berpotongan seperti laki-laki. Rambutnya pendek mirip pria, termasuk gaya berpakaiannya.
"Tapi kalau lagi berduaan mereka bisa bergandengan tangan, pokoknya mirip kaya orang pacaran pria dan wanita deh," ungkapnya.
Anggih berharap pemerintah segera mengambil tindakan karena dia khawatir kalau kelainan seks itu bisa menyasar ke kalangan remaja.
"Ya, adakan apa gitu dari pemerintah, biar tidak menyebar penyakit homo dan lesbi," katanya.
Istri Wakil Wali Kota Bekasi, Wiwik Tri Adhianto mengimbau kaum istri untuk bisa lebih menjaga penampilan di dalam maupun di luar rumah. Tujuannya agar suami bisa lebih menghargai keberadaan istri sendiri.
"Terutama kami sebagai istri harus jaga penampilan di depan suami," katanya.
Menurut Wiwik bila para suami kurang bahagia atas kehadiran istri di rumah maka cara lain akan ditempuh salah satunya dengan mencari sensasi baru di luar rumah.
"Bisa juga mereka mencari seks lain melalui organ dubur, karena tren homoseksual sedang meningkat," kata dia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019