Petenis peringkat kedua dunia Novak Djokovic memuji kemampuan Roger Federer yang mengalahkannya pada turnamen ATP Finals di London, Kamis malam, meski usia lawannya itu sudah tidak muda lagi.
Djokovic mengakui ketidaksenangannya usai dikalahkan Federer 4-6, 3-6 pada pertandingan penyisihan grup ATP Finals tersebut, namun ia juga menyatakan kekagumannya kepada Federer yang memberikan permainan berkelas di usianya yang ke-38 tahun.
Petenis Serbia ini pun teringat saat ia pertama kali dikalahkan Federer dalam pertemuan perdana mereka di Monte-Carlo Masters 13 tahun lalu.
"Saya sangat mengagumi semua permainannya di lapangan. Apa yang telah ia raih selama bertahun-tahun dan apa yang masih ia tunjukkan di lapangan sangat fenomenal. Federer adalah panutan, bahkan bagi saya, ia salah satu lawan terberat yang pernah saya hadapi dalam karier saya. Jika melihat apa yang ia lakukan selama ini pasti akan menginspirasi Anda," tutur Djokovic seperti dilansir laman resmi ATP, Jumat.
Kekalahan itu merupakan pukulan ganda bagi Djokovic. Tidak hanya mengakhiri pekan pertandingannya di The O2 London, tetapi juga berpotensi memastikan Rafael Nadal yang akan menjadi petenis peringkat satu dunia di akhir musim. Padahal Djokovic punya hasrat tinggi untuk menduduki peringkat tersebut untuk keenam kalinya.
Baca juga: Federer ke semifinal ATP Finals setelah kalahkan Djokovic
Meski begitu ia menyadari bahwa kalah-menang adalah hal wajar yang ia temui selama karier tenisnya. Setelah 16 tahun di ATP Tour, ia telah belajar berbagai situasi yang dapat terjadi dalam jenjang tenis profesional.
"Saya telah kalah di banyak pertandingan dalam hidup saya, sehingga saya tahu bagaimana untuk melanjutkan dan bangkit. Saya sudah bertemu Roger hampir 50 kali, dengan Rafael Nadal 54 kali. Setiap kekalahan menyakitkan, tetapi ketika Anda menghadapi lawan terberat, itu justru menambah pengalaman anda baik saat kalah atau menang," kata Djokovic.
Usai bertanding ia juga menceritakan sempat mengalami sakit di siku kanan pada set kedua. Namun ia berharap itu bukan tanda cedera yang ia dapat di US Open tahun ini mulai kambuh. Djokovic mengatakan harapannya agar bisa mewakili Serbia di Piala Davis minggu depan di Madrid.
"Saya harap itu bukan apa-apa dan dan tidak membuat saya absen bermain di Madrid. Rasa sakitnya cukup tajam, tapi saya bisa memainkan sisa pertandingan. Kalau sakitnya sangat serius, pasti saya tidak bisa memegang raket. Jadi itu mungkin hanya gerakan karena gerakan tangan yang terlalu cepat, semoga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
Djokovic mengakui ketidaksenangannya usai dikalahkan Federer 4-6, 3-6 pada pertandingan penyisihan grup ATP Finals tersebut, namun ia juga menyatakan kekagumannya kepada Federer yang memberikan permainan berkelas di usianya yang ke-38 tahun.
Petenis Serbia ini pun teringat saat ia pertama kali dikalahkan Federer dalam pertemuan perdana mereka di Monte-Carlo Masters 13 tahun lalu.
"Saya sangat mengagumi semua permainannya di lapangan. Apa yang telah ia raih selama bertahun-tahun dan apa yang masih ia tunjukkan di lapangan sangat fenomenal. Federer adalah panutan, bahkan bagi saya, ia salah satu lawan terberat yang pernah saya hadapi dalam karier saya. Jika melihat apa yang ia lakukan selama ini pasti akan menginspirasi Anda," tutur Djokovic seperti dilansir laman resmi ATP, Jumat.
Kekalahan itu merupakan pukulan ganda bagi Djokovic. Tidak hanya mengakhiri pekan pertandingannya di The O2 London, tetapi juga berpotensi memastikan Rafael Nadal yang akan menjadi petenis peringkat satu dunia di akhir musim. Padahal Djokovic punya hasrat tinggi untuk menduduki peringkat tersebut untuk keenam kalinya.
Baca juga: Federer ke semifinal ATP Finals setelah kalahkan Djokovic
Meski begitu ia menyadari bahwa kalah-menang adalah hal wajar yang ia temui selama karier tenisnya. Setelah 16 tahun di ATP Tour, ia telah belajar berbagai situasi yang dapat terjadi dalam jenjang tenis profesional.
"Saya telah kalah di banyak pertandingan dalam hidup saya, sehingga saya tahu bagaimana untuk melanjutkan dan bangkit. Saya sudah bertemu Roger hampir 50 kali, dengan Rafael Nadal 54 kali. Setiap kekalahan menyakitkan, tetapi ketika Anda menghadapi lawan terberat, itu justru menambah pengalaman anda baik saat kalah atau menang," kata Djokovic.
Usai bertanding ia juga menceritakan sempat mengalami sakit di siku kanan pada set kedua. Namun ia berharap itu bukan tanda cedera yang ia dapat di US Open tahun ini mulai kambuh. Djokovic mengatakan harapannya agar bisa mewakili Serbia di Piala Davis minggu depan di Madrid.
"Saya harap itu bukan apa-apa dan dan tidak membuat saya absen bermain di Madrid. Rasa sakitnya cukup tajam, tapi saya bisa memainkan sisa pertandingan. Kalau sakitnya sangat serius, pasti saya tidak bisa memegang raket. Jadi itu mungkin hanya gerakan karena gerakan tangan yang terlalu cepat, semoga tidak menimbulkan masalah di kemudian hari," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019