Kelompok ISIS pada Kamis (31/10) membenarkan bahwa pemimpin mereka Abu Bakr al-Baghdadi terbunuh dalam serangan pekan lalu oleh pasukan AS di bagian timur laut Suriah dan bersumpah akan membalas perbuatan AS.

Al-Baghdadi, yang berasal dari Irak dan menjadi pemimpin kelompok ultra-garis keras serta mendeklrasikan dirinya sebagai "khalifah" semua Muslim, terbunuh dalam penyerbuan yang dilancarkan pasukan khusus AS.

ISIS, yang pernah menguasai sejumlah wilayah Irak dan Suriah pada 2014-2017 sebelum kekhalifahan versi mereka hancur akibat serangan pimpinan AS, sebelumnya bungkam soal status Al-Baghdadi.

Kelompok itu membenarkan kematiannya melalui rekaman audio yang diunggah secara daring. Mereka juga mengatakan seseorang yang hanya diketahui bernama Abu Ibrahim al-Hashemi al-Quraishi telah ditunjuk untuk menempati posisi Al-Baghdadi.

Baca juga: Polri waspada usai diumumkannya kematian pemimpin ISIS

Baca juga: Pimpinan ISIS Baghdadi dikuburkan di laut dengan upacara Islam

Seorang pengamat di Universitas Swansea yang mekusatkan perhatian pada soal ISIS, Aymenn at-Tamimi, menyatakan nama itu tak dikenal namun dapat merujuk kepada tokoh terkemuka ISIS, yang dipanggil Hajj Abdullah, yang diidentifikasi oleh Departemen Luar Negeri AS sebagai kemungkinan pengganti Al-Baghdadi.

Juru bicara ISIS menyinggung AS dalam rekaman tersebut.

"Waspadalah (melawan) negara mereka dan saudara-saudara mereka yang kafir dan murtad, dan menjalankan wasiat komandan yang taat dalam pesan audio terakhirnya, dan semakin mendekatkan diri kepada Tuhan dengan darah orang musyrik," katanya.

Kematian Al-Baghdadi sepertinya akan membuat ISIS terpecah, dengan membiarkan siapa pun muncul sebagai pemimpin barunya dengan tugas menarik kembali kelompok itu sebagai pasukan tempur, menurut pengamat.

Sumber: Reuters
 

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019