Teknologi telah membawa banyak perubahan di dunia, mulai dari mengubah cara hidup, interaksi, hingga perspektif manusia.

Dulu, bekerja dan mencari nafkah hanya menjadi tugas seorang laki-laki. Hari ini, kita bisa melihat banyak perempuan menempati berbagai posisi strategis di berbagai perusahaan atau pemerintahan. Mayoritas perempuan pun bekerja untuk membantu ekonomi keluarga mereka, dan tak sedikit juga dari mereka bekerja untuk mengaktualisasi diri.

Ambil contoh Martha Rehulina. Wanita berusia 49 tahun ini memilih mendirikan toko kelontong di Medan demi membantu ekonomi keluarganya. Sebagai ibu dari dua anak, Martha menyadari bahwa penghasilan suami tidak cukup untuk membiayai kebutuhan keluarganya.

“Dengan mendirikan toko ini, keuangan keluarga saya jelas terbantu. Terkadang saya menyesal kenapa tidak dari dulu saya membuka toko seperti ini. Apalagi sekarang menjadi lebih mudah menjalankan toko karena dibantu oleh Kudo untuk memenuhi kebutuhan barang,” terang Martha, Rabu (16/10).

Kudo atau Kios untuk Dagang Online merupakan layanan yang menggabungkan antara bisnis online dengan bisnis konvensional melalui aplikasi. Kudo dapat menyediakan jutaan barang dari berbagai toko online dengan beragam merek dagang.

Tak hanya itu, dengan Kudo pelanggan juga dapat membeli pulsa, membayar tagihan listrik dan internet, mengirim uang dan paket, serta berbagai layanan bermanfaat lainnya.

Martha merasakan usahanya sangat terbantu dengan kehadiran Kudo, mengingat ia menjalankan tokonya sendirian.

Biasanya, setiap kali mau belanja, Martha terpaksa harus menutup tokonya. Karena sering tutup untuk belanja memenuhi kebutuhan toko, pelanggan Martha sering pindah belanja ke toko lain. Belum lagi setiap belanja, dia harus mengeluarkan ongkos yang cukup besar.

“Keuntungan saya meningkat drastis setelah ikut bergabung sebagai mitra agen Kudo. Tinggal order melalui aplikasi, barang langsung diantar di hari yang sama. Yang lebih menyenangkan, barang juga disusun dan dirapikan di toko. Biasanya, saya pergi 2 kali seminggu untuk belanja. Sekarang, saya tidak perlu lagi meninggalkan toko,” tambah Martha.

Martha mengatakan bahwa sejak menggunakan Kudo, omzet penjualan dari tokonya melonjak drastis hingga 100% setiap harinya. Awalnya, omzetnya hanya ratusan ribu, namun kini bisa mencapai jutaan rupiah. Dia mengaku sering membeli rokok dan minuman botol dalam satuan yang besar setiap kali belanja. Dalam seminggu ia bisa belanja 2 hingga 3 kali untuk memenuhi kebutuhan tokonya melalui Kudo.

Melalui Kudo, Martha tidak hanya beruntung di bisnisnya, namun ia juga semakin melek digital. “Di awal memang saya enggak mau menggunakan Kudo karena tidak paham, tapi setelah dibantu anak akhirnya paham, dan sekarang malah ketagihan. Mulai dari belanja kebutuhan toko sampai untuk membayar berbagai tagihan bulanan, seperti, BPJS, listrik, dan pulsa, saya bayar melalui Kudo,” katanya sambil tersenyum.

Menurutnya, Kudo telah memberikan berbagai penawaran harga yang jauh lebih menarik dibandingkan penyedia aplikasi lainnya.

Martha pun berharap Kudo semakin memperluas layanannya di waktu mendatang, terlebih senantiasa melakukan pembaharuan aplikasi untuk mempermudah para penggunanya.

Pada akhirnya Grab melalui Kudo memang menjadikan banyak pemilik usaha mikro seperti Ibu Martha sebagai target utama pemberdayaannya.

Martha adalah salah satu dari banyaknya wirausahawan mikro yang diberdayakan oleh Kudo, lewat Grab yang kini telah menjadi everyday super-app terkemuka di Asia Tenggara.

Membawa dampak positif teknologi bagi masyarakat Indonesia, #GrabForGood kini telah berhasil mengubah hidup lebih dari 9 juta wirausahawan mikro dalam mendapatkan penghasilan melalui platform Grab, dengan menjadi mitra pengemudi, mitra pengantaran, mitra merchant, ataupun agen Kudo.

Sekitar 21 persen mitra pengemudi Grab tidak memiliki pekerjaan sebelum bermitra dengan Grab, sedangkan 31 persen mitra agen Kudo tidak memiliki sumber pendapatan sebelum bergabung dengan Grab-Kudo.

Selain membuka peluang ekonomi, Grab juga mampu membantu menciptakan akses yang lebih baik kepada layanan finansial dan pembayaran digital. Sejak didirikan pada  2012, Grab telah membantu lebih dari 1,7 wirausahawan mikro untuk membuka rekening bank pertama mereka. Grab pun dapat membantu mewujudkan masa depan non-tunai di Asia Tenggara.

Tingkat pembayaran non-tunai dalam platform Grab 9 kali lebih tinggi dibandingkan dengan pembayaran non-tunai secara keseluruhan di Asia Tenggara.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019