"Stretch mark" (gurat peregangan) pada tubuh wanita maupun pria tidak bisa dihilangkan 100 persen dengan cara apapun sehingga masyarakat khususnya wanita diminta tidak tergoda dengan iklan apapun untuk menghilangkannya.

"Stretch mark hanya bisa disamarkan dengan beberapa cara oleh dokter ahli," ujar Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin, dr Radha L.H. Siregar, Mked (KKI), SpKK di Medan, Sabtu.

Dia mengatakan itu pada Junior Baby Expo, pameran perlengkapan ibu dan bayi terbesar di Kota Medan yang digelar di Centre Point Mall yang "diserbu" ibu-ibu hamil dan yang punya anak balita.

Menurut dia, semakin cepat diobati, maka stretch mark akan lebih mudah diobati. "Ada tiga tingkatan stretch mark, yakni masih berwarna merah, putih dan ungu. Kalau masih merah lebih mudah diatasi ketimbang putih dan ungu," ujarnya.

Radha menyebutkan, stretch mark antara lain disebabkan berat badan yang bertambah cukup banyak atau obesitas, dan termasuk pengaruh konsumsi obat steroid.

"Yang pasti stretch mark bukan karena akibat garukan saat ibu hamil atau menstruasi. Itu mitos," katanya.

Dokter spesialis bedah plastik yang juga pemilik The Clinic Beautylosophy, dr Arya Tjipta Sp.BP-RE mengatakan, kelebihan berat badan atau obesitas khususnya pada wanita hamil menjadi salah satu penyebab timbulnya stretch mark.

"Ibu hamil bisa melakukan perawatan stretch mark dengan mendatangi dokter ahli. The Clinic Beautylosophy menawarkan layanan itu dengan tentunya memeriksa pasien terlebih dahulu," katanya.

Menurut Arya, karena stretch mark tidak bisa dihilangkan 100 persen, maka pasien diminta menghindari antara lain menjaga berat badan dengan berolahraga. Termasuk dengan mengonsumsi makanan sehat untuk kesehatan kulit seperti memperbanyak makanan berserat.

"Karbohidrat harus dikurangi diganti protein dan sayur mayur dan buah," ujarnya.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019