Petenis Austria Dominic Thiem, yang menghadapi Rafael Nadal di babak final French Open 2019 (Roland Garros), mengaku pertandingannya di turnamen Grand Slam tersebut berjalan dengan brutal namun unik.
"Itu hal yang unik dan juga brutal dalam tenis, saya memenangkan enam pertandingan yang luar biasa. Kemarin saya mengalahkan salah satu legenda terbesar. Bahkan 24 jam kemudian saya harus menghadapi lagi legenda menakjubkan lainnya, melawan pemain lapangan tanah liat terbaik sepanjang masa," kata Thiem melangsir laporan atptour.com, Senin.
Sebelum dikalahkan Nadal yang meraih trofi ke-12 Roland Garros, Thiem berada dalam kondisi yang meyakinkan setelah mengalahkan unggulan nomor satu dunia Novak Djokovic di semifinal pada hari Sabtu.
Meski menjalani pertandingan selama dua hari dan sejumlah penundaan akibat hujan yang mengguyur arena tanah liat, Thiem bisa mempertahankan kondisi mental dan staminanya untuk menundukkan petenis Serbia itu dengan skor 6-2, 3-6, 7-5, 5-7, 7-5.
Sebelum menghadap Djokovic di semifinal, unggulan keempat itu terlebih dulu mengalahkan Gael Monfils (mantan unggulan ke-6) dan kemudian Karen Khachanov (unggulan ke-9) tanpa kehilangan lebih dari empat gim dalam satu set.
Meski begitu, di hari Minggu hasilnya adalah ia tidak mampu menandingi unggulan ke-2 Nadal yang menyandang status sebagai Raja Tanah Liat.
"Itu menunjukkan betapa sulitnya untuk memenangkan Grand Slam saat ini. Kemarin saya merasa sangat bahagia dengan kemenangan yang sangat baik, namun hari ini saya kalah. Saya gagal mewujudkan impian terbesar dalam karir tenis saya, jadi saya tidak merasa sebaik kemarin," pungkas Thiem.
Meski Thiem telah mengalami pergolakan emosi yang begitu besar akibat naik-turun pertandingan, namun dengan tidak ragu-ragu ia mengaku sudah menikmati permainan yang luar biasa di Roland Garros.
"Saya memberikan semua yang saya miliki dalam dua minggu ini. Hanya itu yang bisa saya lakukan. Memang tidak cukup pada akhirnya, tetapi saya sudah melangkah (maju) sangat jauh," katanya.
Baca juga: Kemenangan ke-12 Nadal di French Open tuai reaksi positif di media sosial
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Itu hal yang unik dan juga brutal dalam tenis, saya memenangkan enam pertandingan yang luar biasa. Kemarin saya mengalahkan salah satu legenda terbesar. Bahkan 24 jam kemudian saya harus menghadapi lagi legenda menakjubkan lainnya, melawan pemain lapangan tanah liat terbaik sepanjang masa," kata Thiem melangsir laporan atptour.com, Senin.
Sebelum dikalahkan Nadal yang meraih trofi ke-12 Roland Garros, Thiem berada dalam kondisi yang meyakinkan setelah mengalahkan unggulan nomor satu dunia Novak Djokovic di semifinal pada hari Sabtu.
Meski menjalani pertandingan selama dua hari dan sejumlah penundaan akibat hujan yang mengguyur arena tanah liat, Thiem bisa mempertahankan kondisi mental dan staminanya untuk menundukkan petenis Serbia itu dengan skor 6-2, 3-6, 7-5, 5-7, 7-5.
Sebelum menghadap Djokovic di semifinal, unggulan keempat itu terlebih dulu mengalahkan Gael Monfils (mantan unggulan ke-6) dan kemudian Karen Khachanov (unggulan ke-9) tanpa kehilangan lebih dari empat gim dalam satu set.
Meski begitu, di hari Minggu hasilnya adalah ia tidak mampu menandingi unggulan ke-2 Nadal yang menyandang status sebagai Raja Tanah Liat.
"Itu menunjukkan betapa sulitnya untuk memenangkan Grand Slam saat ini. Kemarin saya merasa sangat bahagia dengan kemenangan yang sangat baik, namun hari ini saya kalah. Saya gagal mewujudkan impian terbesar dalam karir tenis saya, jadi saya tidak merasa sebaik kemarin," pungkas Thiem.
Meski Thiem telah mengalami pergolakan emosi yang begitu besar akibat naik-turun pertandingan, namun dengan tidak ragu-ragu ia mengaku sudah menikmati permainan yang luar biasa di Roland Garros.
"Saya memberikan semua yang saya miliki dalam dua minggu ini. Hanya itu yang bisa saya lakukan. Memang tidak cukup pada akhirnya, tetapi saya sudah melangkah (maju) sangat jauh," katanya.
Baca juga: Kemenangan ke-12 Nadal di French Open tuai reaksi positif di media sosial
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019