Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan program penjualan BBM Satu Harga akan diteruskan sampai tahun 2024.

Jonan bersama Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, meresmikan Lembaga Penyalur Bahan Bakar Minyak Satu Harga di Kecamatan Poco Ranaka, Kabupaten Manggarai Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Jumat.

Secara nasional, peresmian ini adalah peresmian ke-132 beroperasinya lembaga penyalur BBM Satu Harga di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan dan Terluar) Indonesia, kata Jonan dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

Untuk Provinsi NTT, ini merupakan penyalur BBM Satu Harga ke-8 yang telah dibangun oleh Pemerintah. Sebelumnya, 2 penyalur telah dibangun tahun 2017 dan 5 penyalur di tahun 2018.

Selanjutnya, Pemerintah juga akan membangun lagi 8 penyalur BBM Satu Harga di NTT yang tersebar di Kecamatan Rote Timur, Kabupaten Rote Ndao; Kecamatan Kodi Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya; Kecamatan Wolowaru, Kabupaten Ende; Kecamatan Omesuri, Kabupaten Lembata; Kecamatan Nubatukan, Kabupaten Lembata; Kecamatan Alor Timur Laut, Kabupaten Alor; Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat; dan Kecamatan Ruteng, Kabupaten Manggarai.

Jonan menegaskan bahwa program BBM Satu Harga ini akan berlanjut hingga tahun 2024 mendatang. Pemerintah daerah dipersilahkan untuk mengusulkan wilayah yang perlu dibangun lembaga penyalur BBM.

Pemilihan wilayah tersebut tentunya memperhatikan kriteria bahwa daerah itu merupakan daerah tertinggal, terdepan dan terluar di Indonesia.

"BBM Satu harga ini setelah 2019 bagaimana, terus ga? Akan terus dibangun sampai 2024. Kalau mau seluruh kota lengkap, jumlahnya ada 500. Jadi tambah lagi 330 kecamatan sampai tahun 2024. Tahun ini ada 8 Lembaga Penyalur yang dibangun di NTT. Mohon kalo Bapak berkenan kami duduk dengan Pertamina dan BPH Migas untuk melakukan pemetaan. Kalau sekiranya bapak berkenan pemerintah provinsi usul inginnya (dibangun) di mana," jelas Jonan.

Dengan beroperasinya lembaga penyalur BBM Satu Harga di wilayah ini diharapkan perekonomian masyarakat meningkat seiring turunnya harga sembako. "Mengingat sebelumnya masyarakat di wilayah Poco Ranaka harus membeli BBM dengan harga hingga Rp 15.000 per liter," ungkap Jonan.

Sebagai informasi, dari tahun 2017 hingga 2019 akan dibangun 170 Penyalur BBM Satu harga. Pada Tahun 2017 telah terbangun 57 Penyalur, dengan rincian 54 Penyalur oleh PT. Pertamina (Persero) dan 3 Penyalur oleh PT. AKR Corporindo, Tbk. Sementara, pada tahun 2018 telah dibangun 74 lembaga penyalur, dengan rincian 68 penyalur oleh PT. Pertamina (Persero) dan 6 penyalur oleh PT. AKR Corporindo, Tbk.

Untuk tahun 2019 ini, akan dibangun 39 Lembaga Penyalur BBM Satu Harga, dimana 38 Lembaga Penyalur oleh PT Pertamina (Persero) dan 1 Lembaga Penyalur oleh PT AKR Corporindo Tbk.

"Dalam pelaksanaannya, Pemerintah Pusat bersama dengan pemerintah daerah setempat serta PT Pertamina, PT AKR dan BPH Migas telah berkoordinasi dalam menetapkan titik lokasi penyaluran BBM satu Harga ini," jelas Jonan.

Saat ini 5 penyalur PT Pertamina (Persero) telah uji operasi. Dengan demikian sampai dengan saat ini secara keseluruhan telah beroperasi Penyalur BBM 1 Harga sebanyak 136 Penyalur.

"Untuk tahun 2019 akan dibangun 39 Penyalur, dimana 5 penyalur sudah beroperasi yang salah satunya adalah SPBU Poco Ranaka
ini," kata Jonan.
 

Pewarta: Afut Syafril Nursyirwan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019