Terkait dugaan maraknya kecurangan dalam proses Pemilu 2019 di Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, puluhan mahasiswa turun ke jalan dan mendemo kantor KPU dan Bawaslu Tapanuli Tengah, Jumat (26/4).

Kedatangan mahasiswa yang mengatasnamakan diri Aliansi Pemuda Mahasiswa Peduli Demokrasi Tapanuli Tengah untuk meneriakkan kecurangan Pemilu dan matinya demokrasi di Kabupaten Tapanuli Tengah.

"Kami kecewa melihat matinya demokrasi di Kabupaten Tapanuli Tengah ini. Kenapa semuanya diam melihat kecurangan ini, ada apa di balik ini. Untuk itulah kami dari berbagai mahasiswa asal Tapteng yang menuntut ilmu di berbagai daerah turun ke Tapteng untuk meneriakkan kecurangan ini," teriak Syahmul Harahap selaku orator.

Para mahasiswa ini juga menyayangkan sikap dari Bawaslu Kabupaten Tapanuli Tengah terkait kecurangan yang terjadi.

"Jika kita diam melihat kecurangan yang terstruktur, sistematis dan masif ini, maka hancurlah demokrasi Tapanuli Tengah. Kami selaku mahasiswa harus menuntut dan melawan diktator dan teroris demokrasi yang ada di Kabupaten Tapanuli Tengah ini. Jika para diktator dan teroris demokrasi itu masih bebas berkeliaran di Tapteng, maka masyarakat Tapteng akan terus dihantui ketakutan. Mari kita selamatkan Demokrasi Tapteng ini," ajak mereka.

Dijelaskan mahasiswa ini, bahwa aksi mereka turun ke jalan murni karena prihatin melihat matinya demokrasi di Tapteng.

"Kami mengimbau masyarakat Tapteng jangan jadi penakut, jangan tutup mata dan telingamu melihat kecurangan ini. Mari kita lawan dengan menyuarakan kebenaran," imbuhnya.

Kedatangan mahasiswa ini ke Kantor KPUD Tapteng diterima Timbul Panggabean sebagai ketua KPU Tapteng. Sedangkan di kantor Bawaslu diterima komisioner Bawaslu Tapteng, Zirzi Panjaitan.

Amatan di kantor Bawaslu Tapteng, walaupun hujan deras menguyur, para mahasiswa ini tetap bertahan menyampaikan orasinya.

Aksi mahasiswa ini turut dikawal pihak kepolisian dari Polres Tapteng dan Polsek Pandan.

Pewarta: Jason Gultom

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019