Ibu hamil rentan terkena berbagai penyakit, termasuk penyakit ginjal, menurut dokter spesialis ginjal dari Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI), dr. Aida Lydia, PhD., SpPD-KGH.
"Bisa kena preeklamsia, sehingga terganggu fungsi ginjal. Dengan kehamilan misal sudah ada gangguan fungsi ginjal, maka terjadi penurunan fungsi ginjal selama hamil," kata dr Aida di Jakarta, Rabu.
Preeklamsia merupakan sindrom yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (hipertensi), kenaikan kadar protein dalam urin. Selain bisa menganggu fungsi ginjal, kondisi yang umum terjadi pada ibu hamil ini juga berisiko menganggu perkembangan janin.
Diabetes, obesitas dan riwayat keluarga yang mengidap preeklamsia menjadi faktor penyebab ibu hamil terkena preeklamsia.
Apa yang bisa dilakukan jika ibu hamil terkena masalah ginjal? Aida menyarankan ibu hamil berkonsultasi dengan dokter kandungan dan ginjal untuk membantu mengatasi kondisinya.
Masalah ginjal, selain karena tekanan darah tinggi, juga bisa karena faktor lain seperti diabetes melitus, obesitas, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, kurang melakukan aktivitas fisik dan pola makan tidak sehat.
Selain itu, riwayat keluarga dengan penyakit ginjal, usia tua juga menjadi faktor risiko seseorang terkena penyakit ginjal.
Penyakit ginjal pada awalnya tidak menunjukkan gejala khas sehingga sering terlambat diketahui. Namun, ada sejumlah tanda yang dicurigai antara lain tekanan darah tinggi, perubahan frekuensi buang air kecil dalam sehari, adanya darah dalam urin, mual, muntah dan bengkak terutama pada kaki dan pergelangan kaki.
"Gejala baru timnbul karena penurunan (fungsi ginjal) sudah lanjut. Kenali diri sendiri dan keluarga apakah ada faktor risiko. Kalau ada (faktor risiko), periksa urin, kadar gula darah, tekanan darah, jadi deteksi dini. Kalau ada tanda-tanda, faktor risiko ditangani," kata Aida.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Bisa kena preeklamsia, sehingga terganggu fungsi ginjal. Dengan kehamilan misal sudah ada gangguan fungsi ginjal, maka terjadi penurunan fungsi ginjal selama hamil," kata dr Aida di Jakarta, Rabu.
Preeklamsia merupakan sindrom yang ditandai dengan tekanan darah tinggi (hipertensi), kenaikan kadar protein dalam urin. Selain bisa menganggu fungsi ginjal, kondisi yang umum terjadi pada ibu hamil ini juga berisiko menganggu perkembangan janin.
Diabetes, obesitas dan riwayat keluarga yang mengidap preeklamsia menjadi faktor penyebab ibu hamil terkena preeklamsia.
Apa yang bisa dilakukan jika ibu hamil terkena masalah ginjal? Aida menyarankan ibu hamil berkonsultasi dengan dokter kandungan dan ginjal untuk membantu mengatasi kondisinya.
Masalah ginjal, selain karena tekanan darah tinggi, juga bisa karena faktor lain seperti diabetes melitus, obesitas, kebiasaan merokok, konsumsi alkohol, kurang melakukan aktivitas fisik dan pola makan tidak sehat.
Selain itu, riwayat keluarga dengan penyakit ginjal, usia tua juga menjadi faktor risiko seseorang terkena penyakit ginjal.
Penyakit ginjal pada awalnya tidak menunjukkan gejala khas sehingga sering terlambat diketahui. Namun, ada sejumlah tanda yang dicurigai antara lain tekanan darah tinggi, perubahan frekuensi buang air kecil dalam sehari, adanya darah dalam urin, mual, muntah dan bengkak terutama pada kaki dan pergelangan kaki.
"Gejala baru timnbul karena penurunan (fungsi ginjal) sudah lanjut. Kenali diri sendiri dan keluarga apakah ada faktor risiko. Kalau ada (faktor risiko), periksa urin, kadar gula darah, tekanan darah, jadi deteksi dini. Kalau ada tanda-tanda, faktor risiko ditangani," kata Aida.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019