Medan (Antaranews Sumut) - Hunian dan pesanan kamar hotel berbintang di Medan dan daerah wisata Danau Toba dan Berastagi, Sumatera Utara pada libur Imlek 2019 masih belum maksimal karena mahalnya harga tiket penerbangan dan bencana longsor di jalur menuju Parapat.

General Manager Inna Parapat Hotel, Maryanto Sanusi, di Parapat, Selasa, mengatakan hunian dan pesanan hotel di libur Imlek hingga akhir pekan masih sekitar 65 - 80 persen saja.

"Pesanan hotel memang tren naik dibanding hari biasa, tetapi tetap di bawah Imlek tahun 2018," ujarnya.

Pada Imlek 2018, hunian hotel di Parapat bisa 100 persen bahkan manajemen terpaksa menolak tamu atau pesanan.

Menurut dia, turunnya pesanan kamar hotel disebabkan dua faktor utama yakni mahalnya harga tiket penerbangan domestik dan ada kekhawatiran tamu pascabencana longsor jalan di kawasan menuju Parapat.

"Harus diakui tamu hotel di Parapat sejak beberapa tahun terakhir didominasi tamu domestik sehingga harga tiket penerbangan domestik yang mahal berpengaruh ke kunjungan," katanya.

Ketua Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI Sumut, Denny S Wardhana menyebutkan, menurut laporan dari manajemen anggota PHRI di Medan pesanan kamar hotel di Imlek tidak mengalami lonjakan.

"Di Medan, tamu hotel bahkan bisa dikatakan sepi walau ada Imlek," ujarnya.

Dia mengakui kondisi tahun ini berbeda dengan tahun 2018 dimana saat Imlek hunian hotel bisa sekitar 70-an persen.

"Memang biasanya kalau Imlek, hotel di daeah wisata Danau Toba dan Berastagi yang banyak pesanan," ujar Denny yang menjabat Managing Director Garuda Plaza Hotel Medan.

Denny mengakui pascanaiknya tarif penerbangan domestik, PHRI mengkhawatirkan menurunnya kunjungan atau tamu hotel.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019