Tapteng (Antaranews Sumut) - Para petani di Kabupaten Tapanuli Tengah enggan menjual hasil gabah mereka ke Badan Urusan Logistik Bulog (Bulog) Sibolga dikarenakan harga beli Bulog lebih rendah dibanding harga beli agen yang turun langsung kepada petani.

Hal itu terungkap pada saat Tim Serap Gabah Petani (Sergap) Mabes TNI AD turun ke petani dalam acara temu muka dengan petani.

Menurut H Timan (60), Ketua Kelompok Tani Setia Kawan di Kelurahan Huta Balang, Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara, kepada ANTARA, Jumat (25/1), dirinya dan petani lainnya memilih menjual gabah kepada agen yang datang langsung kepada para petani.

“Gimana kami tidak menjual gabah kepada agen, karene Bulog hanya sanggup membeli Rp3.700/kg, sedangkan para agen yang turun ke petani membeli di kisaran Rp 4.700-4.800/kg. Sebagai petani sudah barang tentu kami memilih yang lebih mahal, karena biaya operasional juga mahal, belum lagi sewa lahan,” ungkapnya.

Untuk itulah Ia berharap kalau pemerintah ingin menampung gabah petani melalui Bulog, harga belinya jangan terlampau murah.

“Jika harga Bulog berbanding kisaran Rp300 rupiah, kami pasti akan menjual ke Bulog. Akan tetapi perbedaan harga antara Bulog dengan agen cukup jauh,” ujarnya.

Sementara itu, menurut Tim Serap Gabah Petani (Sergap) Mabes TNI AD, Kolonel Inf Mahfud sewaktu turun ke petani Tapteng, Kamis (24/1) pemerintah memiliki target tertentu terkait stok beras nasional. Untuk mencapai itu diharapkan para petani bersedia menjual gabahnya ke Bulog, sehingga stok mencukupi dan tidak tergantung kepada impor beras, apalagi kalau terjadi bencana.

“Target nasional adalah mengharapkan agar swasembada pangan/stok beras nasional bisa terpenuhi, sehingga kita tidak impor beras lagi dari negara tetangga. Kenapa kita menargetkan ini, karena para petani kita ini sudah dibantu oleh pemerintah mulai dari bibit, pupuk, handtractor, dan kebutuhan lainnya. Diharapkan dengan adanya perhatian dari pemerintah kepada para petani, petani mau menjual gabahnya kepada Bulog walaupun harganya berbeda,” ujar Mahfud.

Pewarta: Jason Gultom

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019