Medan (Antaranews Sumut) - Gerakan Nasioanal Anti Narkotika, Sumatera Utara mengatakan bahwa pemakai narkoba di Sumut cukup tinggi dan dikhawatirkan bisa mempengaruhi generasi muda harapan bangsa.
"Apalagi, saat ini pelajar merupakan sasaran utama, obat-obat yang berbahaya bagi kesehatan," kata Ketua DPD Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Sumut Hamdani Harahap,di Medan, Selasa.
Selain itu, menurut dia, permintaan narkoba cukup tinggi dan juga paling mudah memasukkan barang haram tersebut ke Sumatera Utara khususnya dan Indonesia pada umumnya.
"Jalur laut, pantai, pelabuhan yang tidak resmi, merupakan tempat yang sangat mudah untuk menyeludupakan narkoba itu dari Tiongkok, Malaysia dan negara lainnya," ujar Hamdani.
Ia mengatakan, bahkan Indonesia dianggap sebagai pasar terbaik peredaran narkoba, dan hal tersebut diantisipasi aparat keamanan agar tidak bekembang luas.
Indonesia, sebagai pusat bisnis narkoba di Asia Tenggara harus dihilangkan, karena dapat mengancam pelajar, mahasiswa dan remaja, dan juga negara.
"Jadi, Indonesia selama ini tempat yang sangat strategis bagi peredaran narkoba oleh sindikat internasional harus dihapuskan," ucap dia.
Hamdani menyebutkan, bahwa penegakan hukum di Indonesia juga masih lemah dan perlu dikaji ulang, hukuman terhadap pengedar narkoba masih ringana.
Para tersangka narkoba itu, juga tidak jera-jeranya mengedarkan barang "haram" yang diperoleh dari luar negeri.
Kesadaran masyarakat melaporkan peredaran narkoba masih rendah, sehingga bisnis ilegal yang dilarang pemerintah itu, meluas hingga ke daerah pedesaan.
"Pemerintah melalui aparat keamanan harus bertindak tegas untuk menertibkan peredaran narkoba di masyarakat, dan bila perlu pelakunya ditembak mati," kata Ketua Granat Sumut itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019
"Apalagi, saat ini pelajar merupakan sasaran utama, obat-obat yang berbahaya bagi kesehatan," kata Ketua DPD Gerakan Nasional Anti Narkotika (Granat) Sumut Hamdani Harahap,di Medan, Selasa.
Selain itu, menurut dia, permintaan narkoba cukup tinggi dan juga paling mudah memasukkan barang haram tersebut ke Sumatera Utara khususnya dan Indonesia pada umumnya.
"Jalur laut, pantai, pelabuhan yang tidak resmi, merupakan tempat yang sangat mudah untuk menyeludupakan narkoba itu dari Tiongkok, Malaysia dan negara lainnya," ujar Hamdani.
Ia mengatakan, bahkan Indonesia dianggap sebagai pasar terbaik peredaran narkoba, dan hal tersebut diantisipasi aparat keamanan agar tidak bekembang luas.
Indonesia, sebagai pusat bisnis narkoba di Asia Tenggara harus dihilangkan, karena dapat mengancam pelajar, mahasiswa dan remaja, dan juga negara.
"Jadi, Indonesia selama ini tempat yang sangat strategis bagi peredaran narkoba oleh sindikat internasional harus dihapuskan," ucap dia.
Hamdani menyebutkan, bahwa penegakan hukum di Indonesia juga masih lemah dan perlu dikaji ulang, hukuman terhadap pengedar narkoba masih ringana.
Para tersangka narkoba itu, juga tidak jera-jeranya mengedarkan barang "haram" yang diperoleh dari luar negeri.
Kesadaran masyarakat melaporkan peredaran narkoba masih rendah, sehingga bisnis ilegal yang dilarang pemerintah itu, meluas hingga ke daerah pedesaan.
"Pemerintah melalui aparat keamanan harus bertindak tegas untuk menertibkan peredaran narkoba di masyarakat, dan bila perlu pelakunya ditembak mati," kata Ketua Granat Sumut itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2019