Ankara (Antaranews Sumut) - Turki mengupayakan kebebasan orang Arab dan Kurdi dengan kehadirannya di Suriah, kata Presiden Recep Tayyip Erdogan pada Senin (24/12).
"Kami menganggap keamanan dan perdamaian orang Arab di Suriah sebagai urusan kami. Kami melihat masalah Suku Kurdi sebagai masalah kami sendiri," kata Erdogan dalam satu upacara di Kompleks Presiden di Ibu Kota Turki, Ankara.
Turki juga menganggap keamanan dan perdamaian orang Turkmen sebagai urusannya sendiri, kata presiden tersebut.
Ia menambahkan, "Mengapa kami hadir di Suriah sekarang? Untuk memberi dukungan buat saudara Arab dan Kurdi kita di sana, bukan kelompok teror." Sebagaimana diberitakan Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi, Erdogan mengatakan, "Di Suriah, itu ialah masalah kebebasan dan keutuhan wilayahnya." Turki takkan meninggalkan Suku Kurdi Suriah dalam belas kasihan kelompok teror YPG/PKK, seperti Turki tidak meninggalkan orang Arab di tangan kelompok Da'esh, katanya.
Dalam aksi terornya selama lebih dari 30 tahun melawan Turki, PKK --yang dimasukkan ke dalam daftar organisasi teror oleh Turki, AS dan Uni Eropa-- telah bertanggung-jawab atas kematian hampir 40.000 orang, termasuk perempuan dan anak-anak.
Erdogan mengenang bahwa hampir 300.000 orang Suriah meninggalkan Turki dan pulang ke kampung halaman mereka, yang dibebaskan dari pelaku teror dalam operasi kontra-teror Turki.
Turki menjamin bahwa keamanan di Kota Jarabulus di Suriah Utara dan Afrin, kota di bagian barat-laut Suriah, kata Presiden Erdogan.
Ia menambahkan Turki juga akan menjamin keamanan di Wilayah Sinjar di Irak Utara.
Turki telah melancarkan dua operasi lintas-perbatasan ke dalam wilayah Suriah sejak 2016 --Operasi Euphrates Shield dan Olive Branch, keduanya dimaksudkan untuk menghapuskan kehadiran gerilyawn garis keras Da'esh dan YPG/PKK di dekat perbatasan Turki.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
"Kami menganggap keamanan dan perdamaian orang Arab di Suriah sebagai urusan kami. Kami melihat masalah Suku Kurdi sebagai masalah kami sendiri," kata Erdogan dalam satu upacara di Kompleks Presiden di Ibu Kota Turki, Ankara.
Turki juga menganggap keamanan dan perdamaian orang Turkmen sebagai urusannya sendiri, kata presiden tersebut.
Ia menambahkan, "Mengapa kami hadir di Suriah sekarang? Untuk memberi dukungan buat saudara Arab dan Kurdi kita di sana, bukan kelompok teror." Sebagaimana diberitakan Kantor Berita Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Selasa pagi, Erdogan mengatakan, "Di Suriah, itu ialah masalah kebebasan dan keutuhan wilayahnya." Turki takkan meninggalkan Suku Kurdi Suriah dalam belas kasihan kelompok teror YPG/PKK, seperti Turki tidak meninggalkan orang Arab di tangan kelompok Da'esh, katanya.
Dalam aksi terornya selama lebih dari 30 tahun melawan Turki, PKK --yang dimasukkan ke dalam daftar organisasi teror oleh Turki, AS dan Uni Eropa-- telah bertanggung-jawab atas kematian hampir 40.000 orang, termasuk perempuan dan anak-anak.
Erdogan mengenang bahwa hampir 300.000 orang Suriah meninggalkan Turki dan pulang ke kampung halaman mereka, yang dibebaskan dari pelaku teror dalam operasi kontra-teror Turki.
Turki menjamin bahwa keamanan di Kota Jarabulus di Suriah Utara dan Afrin, kota di bagian barat-laut Suriah, kata Presiden Erdogan.
Ia menambahkan Turki juga akan menjamin keamanan di Wilayah Sinjar di Irak Utara.
Turki telah melancarkan dua operasi lintas-perbatasan ke dalam wilayah Suriah sejak 2016 --Operasi Euphrates Shield dan Olive Branch, keduanya dimaksudkan untuk menghapuskan kehadiran gerilyawn garis keras Da'esh dan YPG/PKK di dekat perbatasan Turki.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018