Medan (Antaranews Sumut) - Wakil Wali Kota Medan, Akhyar Nasution mewakili Wali Kota Medan, T Dzulmi Eldin secara resmi menutup Porkot Kota Medan tahun 2018 di Gelanggang Remaja Medan.
Dalam sambutannya, Akhyar mengatakan jika para atlet yang tampil berprestasi diajang ini, sebagai langkah awal untuk menjadi atlet masa depan Medan.
"Jika Porkot adalah titik awal untuk menentukan masa depan, apakah melanjutkan diri sebagai atlet atau tidak. Selamat kepada juara dan yang belum beruntung terus berusaha," tutur Akhyar.
Akhyar mengatakan, jika kondisi sekarang, profesi sebagai atlet tak hanya sekedar bertanding tanpa adanya perhatian dari pemerintah. Bonus besar dan perhatian masa depan atlet, pemerintah untuk masuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Kalau kalian punya cita-cita jadi atlet teruskan. Karena satu harga medali Asian Games Rp1,5 miliar. Ini menjadikan profesi masa depan. Banyak atlet kita berkontribusi untuk bangsa dan negara," jelasnya.
Sedangkan Ketua KONI Medan, Eddy H Sibarani mengatakan, jika banyak terjadi kejutan. Dimana, munculnya atlet baru yang mengalahkan seniornya. Eddy menegaskan, jika perhelatan Porkot 2018 ini sangat strategis.
Dimana 2019, menjadi prakualifikasi PON 2020 Papua, dan dalam hal ini pihaknya telah menyiapkan atlet nantinya masuk dalam kontingen Sumut.
Kata yang, hasil Porkot ini pun dipersiapkan untuk menghadapi PON 2024.
"Porkot kali ini, hasil kami memperoleh data, ada beberapa cabor yang memunculkan atlet baru mengalahkan seniornya. Porkot 2018 ini sangat strategis. Mengingat tahun 2024 Sumut bersama Aceh tuan rumah bersama PON," jelasnya.
Katanya, para atlet yang menorehkan prestasi diajang ini, akan menjalani sejumlah rangkaian tes untuk masuk program pembinaan KONI Medan.
"Para atlet juga KONI Medan akan lakukan tes fisik dan kesehatan, untuk mengevaluasi dan menganalisa para atlet," tegasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018
Dalam sambutannya, Akhyar mengatakan jika para atlet yang tampil berprestasi diajang ini, sebagai langkah awal untuk menjadi atlet masa depan Medan.
"Jika Porkot adalah titik awal untuk menentukan masa depan, apakah melanjutkan diri sebagai atlet atau tidak. Selamat kepada juara dan yang belum beruntung terus berusaha," tutur Akhyar.
Akhyar mengatakan, jika kondisi sekarang, profesi sebagai atlet tak hanya sekedar bertanding tanpa adanya perhatian dari pemerintah. Bonus besar dan perhatian masa depan atlet, pemerintah untuk masuk menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN).
"Kalau kalian punya cita-cita jadi atlet teruskan. Karena satu harga medali Asian Games Rp1,5 miliar. Ini menjadikan profesi masa depan. Banyak atlet kita berkontribusi untuk bangsa dan negara," jelasnya.
Sedangkan Ketua KONI Medan, Eddy H Sibarani mengatakan, jika banyak terjadi kejutan. Dimana, munculnya atlet baru yang mengalahkan seniornya. Eddy menegaskan, jika perhelatan Porkot 2018 ini sangat strategis.
Dimana 2019, menjadi prakualifikasi PON 2020 Papua, dan dalam hal ini pihaknya telah menyiapkan atlet nantinya masuk dalam kontingen Sumut.
Kata yang, hasil Porkot ini pun dipersiapkan untuk menghadapi PON 2024.
"Porkot kali ini, hasil kami memperoleh data, ada beberapa cabor yang memunculkan atlet baru mengalahkan seniornya. Porkot 2018 ini sangat strategis. Mengingat tahun 2024 Sumut bersama Aceh tuan rumah bersama PON," jelasnya.
Katanya, para atlet yang menorehkan prestasi diajang ini, akan menjalani sejumlah rangkaian tes untuk masuk program pembinaan KONI Medan.
"Para atlet juga KONI Medan akan lakukan tes fisik dan kesehatan, untuk mengevaluasi dan menganalisa para atlet," tegasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018