Pematangsiantar (Antaranews Sumut) - Kaum ibu di sejumlah kelurahan di Kota Pematangsiantar harus rela terbangun dan mengerjakan sebagian tugas rumah tangga pada waktu tengah malam dampak dari gangguan distribusi air bersih.

"Sudah berlangsung tiga hari, dan kondisi ini untuk kali ke delapan sejak tahun 2018," sebut Ida (46), warga Jalan Madura, Kelurahan Bantan, Kecamatan Siantar Barat, Selasa.

Distribusi air dari PDAM Tirta Uli tidak mengalir pada waktu menjelang Subuh sampai pukul 09.00 Wib dan sore hari sampai pukul 23.00 Wib. Kurun waktu 23.00-02.00 Wib digunakan untuk mencuci dan menyediakan persedian air di bak, ember dan wadah lainnya yang memungkinkan.

Pelanggan yang kedua orang tua bekerja dan ukuran bak penampungan air kecil, semakin direpotkan dengan kondisi tersebut, karena tidak bisa menyimpan air kala distribusi lancar.

Alhasil, Ida dan keluarga atau pelanggan yang berada di jalur pipa distribusi Nagahuta yang terdampak, harus menumpang ke rumah keluarga, atau membeli air isi ulang untuk kebutuhan mandi dan kakus.

Pelanggan terkesan enggan mengadukan kondisi gangguan distribusi air yang sudah berulang-ulang dan lebih pasrah menerima pelayanan yang kurang baik menghindari kekesalan serta kekecewaan kepada manajemen.

"Begitu-begitu aja, dilaporkan, diperbaik, setelah beberapa lama tidak mengalir lagi, kalau pembayaran telat, ancam putus," kata Rahmat (60), warga yang sama.

Pelanggan berharap Pemerintah dan Dewan Pengawas proaktif melakukan tugas pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja manajemen, karena air bersih berhubungan dengan kebutuhan penting rumah tangga.

Pewarta: Waristo

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018