Panyabungan (Antaranews Sumut) - Pengembangan destinasi wisata dikabupaten Mandailing Natal hingga saat ini masih terkendala dengan masalah status lahan dan infrastruktur

Status lahan yang dimaksud tersebut mencakup lokasi destinasi yang berada dihutan lindung maupun yang berada dilahan warga.

Sedangkan untuk infrastruktur adalah minimnya pembangunan infrastruktur menuju lokasi destinasi itu. 

Kepala Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata Kabupaten Mandailing Natal, Nazaruddin Sitorus menjawab Antara, Selasa (23/10) menyampaikan, untuk pengembangan destinasi wisata ini peran dari semua pihak termasuk dari pihak swasta sangat diharapkan agar bisa terkoneksi sehingga nantinya dapat berkembang. 

"Peran dari semua pihak termasuk pihak swasta sangat diharapkan untuk mengelola potensi wisata ini," katanya. 

Untuk tahun 2018 Dinas Pariwisata Kabupaten Mandailing Natal setidaknya telah mencatat 197 potensi destinasi wisata dikabupaten itu. 

Destinasi Pariwisata Kabupaten (DPK) ini semuanya tersebar di 23 kecamatan yang ada di Mandailing Natal seperti di Mandailing Godang, Mandailing Julu dan Mandailing Pesisir. 

Destinasi ini mencakup wisata alam, religi, budaya dan wisata buatan. 

Dalam pengembangannya, Dinas Pariwisata Mandailing Natal sudah membuat Riparpa (Rencana induk pembangunan kepariwisataan) yakni dengan melakukan pengembangan semua pola baik kewisataan, destinasi, industri promosi dan kelembagaan. 

"Untuk hal ini sudah kita sudah melakukan sosialisasi dimasyarakat salah satunya dengan membuat kelompok sadar wisata (Popdarwis)," ujarnya.  

Sosialalisasi yang dimaksud pada daerah wisata ini dilakukan agar nantinya masyarakat dapat menerima dan berperan aktif untuk pengembangan terhadap destinasi itu. 

Pewarta: Holik

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018