Panyabungan (Antaranews Sumut) - Bisnis penangkaran sarang burung Walet di Kabupaten Mandailing Natal dari tahun ketahun terus mengalami peningkatan. 

Meskipun jumlah data penangkar buatan ini sudah mencapai 70 buah akan tetapi sebagian besar belum produktif sehingga retribusi penyumbang PAD masih minim. 

Kepala Bagian Perekonomian Pemkab Madina, Emman Gappar, Jumat (21/9) menyebutkan, dari data yang ada hingga tahun 2018 ini jumlah penangkar walet dikabupaten Mandailing Natal sudah mencapai 70 penangkar diluar jumlah sarang walet alami yang ada dalam gua di Kecamatan Muara Batang Gadis. 

Meskipun minat pelaku usaha ini sangat diminati pelaku usaha namun belakangan ini terkendala dengan harga pasarnya yang mulai anjlok.

Dikatakannya, dari pengakuan pelaku usaha penangkaran walet saat ini untuk harga jual sebelumnya Rp.15.000.000 - Rp 20.000.000 kini menjadi hanya Rp 5.000.000 per kilogramnya. 

"Harga itupun sudah dalam kategori super," ujarnya. 

Meskipun jumlah penangkar Walet buatan ini terus mengalami peningkatan namun belum menjadi primadona sebagai penyumbang PAD. 

Untuk itu, kedepannya pihaknya akan terus mengupayakan agar bisnis penangkar Walet buatan ini dapat meningkatkan PAD di Kabupaten Madina. 

Pewarta: Holik

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018