Pematangsiantar, (Antaranews Sumut) - Kaum ibu dan pemilik kedai nasi kesulitan mendapatkan ayam potong (boiler) di pusat pasar tradisional di Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara.

"Banyak yang tutup," kata Mila, pemilik kedai nasi di seputaran Kelurahan Bantan, Kecamatan Siantar Barat, Kamis.

Ibu empat anak itu mengatakan, ayam potong sudah menjadi kebutuhan warga dan pelanggan di tempat usahanya.

Karmila, ibu rumah tangga, warga Kelurahan Tanjung Pinggir, Kecamatan Siantar Martoba juga mengakui ayam potong membantu ekonomi keluarga saat harga daging dan ikan mahal.

Selain gampang diperoleh hampir di pelosok permukiman, bukan saja di pusat pasar, harganya terjangkau.

"Sekarang susah didapat dan harganya ikut naik," katanya.

Adi, pedagang ayam potong di pusat perbelanjaan tradisional Pasar Dwikora Pematangsiantar mengatakan, harga per kilogram mencapai Rp 37.000 sampai Rp 38.000.

Dia mengaku kesulitan mendapatkan ayam potong dari sejumlah peternakan di wilayah Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Pedagang ayam potong batal membelinya dari peternakan, karena beratnya belum mencukupi antara tujuh ons sampai 1,3 Kg.

"Ideal beratnya 1,7 Kg sampai dua kilogram, baru bisa dapat untung," katanya.

Karenanya pedagang lebih memilih menutup usahanya, dan sebagian kecilnya hanya untuk melayani pelanggan. ***3***

Pewarta: Waristo

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018