Siatasbarita (Antaranews Sumut) - Tongam Sibarani, tak rela waktu senggangnya terbuang percuma. Sebidang lahan warisan orangtuanya yang dinilai dapat dimanfaatkan pun ditanami tanaman cabai merah untuk mengisi waktu senggang seusai menjalankan pengabdiannya sebagai Kepala Desa Pansurnapitu Siatasbarita Tapanuli Utara, pengayom atas 750 kepala keluarga di desa tersebut.

"Mengisi waktu senggang, bertani cabai merah merupakan kegiatan yang asyik," sebut Kades Tongam, saat disambangi di areal pertaniannya di Desa Pansurnapitu Siatasbarita, Sabtu.

Bercocok tanam cabai merah yang sambi dilakukan, kata dia, bukan baru sekali ini saja. Sebab, kegiatan tersebut telah dilakoninya selama 4 tahun terakhir.

"Sejak Februari 2018 lalu, 10 ribu bibit cabai yang saya semaikan sendiri, saya tanami di atas lahan seluas kurang lebih setengah hektar. Saat ini, tinggal panen saja," terangnya dengan tersenyum.

Senyum sumringah dibibirnya menjadi isyarat keberhasilan atas keseriusannya dalam menekuni cara bercocok tanam hingga masa panen cabai merah miliknya diakui mampu menghasilkan sekitar 1 ton cabai, sejak panen perdananya, dua pekan lalu.

"Pemeliharaan tanaman masih tetap dilakukan meski telah memasuki masa panen agar masa panen masih akan berlangsung hingga 3 bulan ke depan," ujar Tongam.

Menurut perhitungannya, pembiayaan setiap batang cabai yang diperkirakan menelan dana Rp.5-7 ribu atau total sekitar Rp.40 juta untuk seluruh tanaman diyakini akan terbayarkan melalui hasil total panen yang diprediksi mencapai Ro.60 juta.

"Yang jelas, keuntungan pasti ada. Itulah keberhasilan saya. Tentunya, bila harga tidak bisa lagi naik, harga jual saat ini yang berada pada kisaran Rp.17 ribu per kg, dapat bertahan hingga akhir masa panen," jelasnya.

Kata dia, besaran harga jual produk akan tetap menjadi motivasi utama setiap petani dalam bertani. Meski, akan mendapatkan keuntungan sedikit atas hasil pertaniannya, Tongam yakin akan sisi keberhasilannya yang mampu menyemati warganya, dan kepala desa lainnya untuk mengikuti jejak semangat kerja yang diterapkannya.

"Kepala desa itu harus menjadi panutan bagi warganya. Bila tidak memiliki lahan, sistem sewa kan dapat dimanfaatkan. Ini harus menjadi motivasi bagi kepala desa lainnya. Demikian halnya, untuk setiap warga saya yang sebagian besar meninggalkan kegiatan bercocok tanam cabai merah di tahun ini," tukasnya.

Harapnya, program lelang cabai dan jaminan harga sejumlah komoditi pertanian, termasuk cabai merah, yang diprogramkan Bupati Nikson dpat dimanfaatkan setiap masyarakat dengan menekuni kegiatan di sektor pertanian.

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018