Pematangsiantar, (Antaranews Sumut) - Penghasilan penjualanan (omset) pedagang pakaian di pusat perbelanjaan tradisional, Pasar Horas Kota Pematangsiantar, Sumatera Utara, pada Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1439 Hijriyah/ 2018, menurun.

"Tidak sesuai yang kami harapkan, separuhnya saja tidak tercapai," kata SM Sinaga, di Gedung II Lantai II, Kamis.

Pria yang sudah membuka usaha pangan lebih dari 20 tahun itu mengatakan, kunjungan pembeli ke Pasar Horas pada momen Ramadhan, terutama H-7 Idul Fitri, meningkat jika dibandingkan hari-hari atau pada akhir pekan.

Namun katanya, jika merujuk pada era tahun 90-an, perbandingan cukup signifikan dan pedagang kewalahan melayani permintaan pembeli, bahkan untuk lintas pun sulit.

Seiring waktu terus menurun, dan pada era 20-an semakin berkurang, momen yang menjadi harapan pada perayaan Idul Fitri, tahun ajaran baru dan akhir tahun.

Menurut MP Pakpahan, pedagang sandang lainnya, keberadaan perbelanjaan moderen, pakaian bekas (monza), dan rumah tinggal yang dijadikan butik, menjadi penyebab menurunnya keinginan berbelanja ke Pasar Horas.

"Apalagi saat ini lagi tren belanja sistem 'online' (daring), kami semakin tersingkirkan," katanya.

Sejumlah kaum ibu dari kawasan pinggiran kota mengaku masih lebih memilih berbelanja di pasar tradisional, karena adanya komunikasi dua arah, sehingga memberikan kepuasan tersendiri.

"Ada tawar menawar harga, dan kalau sesuai, rasanya kita puas. Beda kalau di supermarket, pilih-pilih, cocok harga, bayar, gak ada ngomomg-ngomongnya," kata Rukiyah (57), warga Martoba, Pematangsiantar. ***3***
  

Pewarta: Waristo

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018