Tarutung (Antaranews Sumut) - Biro hubungan masyarakat HKBP, Pdt Arthur Lumbantobing mengungkapkan, saat ini, pihaknya sedang melaksanakan pembangunan gedung berbiaya Rp.27 miliar yang dikerjakan oleh PT Wijaya Karya, yang mampu bertahan dalam goncangan gempa hingga 9 skala richter.

"Pembangunannya sedang berjalan. Berdasarkan presentasi, bangunan ini akan bertahan hingga goncangan gempa berskala 9 sr lebih," ungkap Arthur, Selasa.

Tingkat ketahanan gedung atas goncangan gempa diketahui berdasarkan presentasi yang disampaikan pelaksana pengerjaan, sebelum penandatanganan kontrak pembangunan dilaksakan pada akhir pekan lalu.

Gedung yang dalam tahap pembangunan itu dinamai 'Sopo Nommensen' yang merupakan bangunan berlantai empat, serta satu lantai basement dengan luas 180 meter persegi untuk parkir kantor dan utilitas.

"Empat lantai bangunan akan diisi sekitar 112 kamar yang menelan taksasi biaya pembangunan senilai Rp.200-250 juta setiap ruangan," sebutnya.

Dikatakan, penyelesaian pekerjaan pembangunan ditarget rampung dalam satu tahun ke depan. Sehingga, dapat dipastikan bangunan sudah akan diresmikan sebelum pelaksanaan sinode godang 2020.

"Sopo ini didirikan sebagai sarana dan fasilitas untuk akomodasi penginapan bagi para pendeta HKBP. Khususnya, saat pelaksanaan acara khusus HKBP yang berskala internasional," jelasnya.

Menurut Arthur, letak gedung 'Sopo Nommensen' yang berada tepat di depan gedung Raja Pontas Lumbantobing, merupakan bagian dari penghormatan dan sinkronisasi berlatarbelakang sejarah masuknya kekristenan ke tanah batak oleh IL Nommensen. 

Pewarta: Rinto Aritonang

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018