Medan (Antaranews Sumut) - Nilai ekspor lemak dan minyak hewan nabati dan di dalamnya ada minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) Sumatera Utara (Sumut) pada Januari - Februari 2017 turun 8,55 persen atau menjadi 555 333 juta dolar AS.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Syech Suhaimi di Medan, Jumat mengatakan pada periode yang sama nilai ekspor komoditas itu sudah mencapai 607,244 juta dolar AS.

"Meski di Februari, nilai ekspor golongan barang itu sudah naik 16,80 persen dari di Januari, tetapi secara keseluruhan di dua bulan pertama 2018, devisa lemak dan minyak hewan nabati itu turun 6,55 persen," ujarnya.

Data menunjukkan, nilai ekspor yang turun itu karena didorong penurunan volume dan nilai ekspor golongan barang tersebut.

Namun walau turun, ujar Syech Suhaimi, nilai ekspor lemak dan minyak hewan nabati itu tetap memberi kontribusi terbesar dalam ekspor non migas Sumut.

Total nilai ekspor non migas Sumut pada Januari - Februari 2018 mencapai 1,414 miliar dolar AS.

Ketua Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia atau Gapki Sumut, Setia Dharma Sebayang mengakui volume dan harga jual crude palm oil atau CPO mengalami flukfuasi di awal bulan 2018.

Kondisi itu, kata dia, lazim terjadi karena biasanya stok di tangan importir masih banyak di awal tahun sehingga permintaan melemah.

Namun dia mengakui, pengaruh harga minyak dunia dan minyak nabati lainnya di luar CPO sangat mempengaruhi harga jual CPO.

 

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018