Medan (Antaranews Sumut) - Perhelatan multi even olahraga bertajuk "Asean Games 2018" yang akan digelar di Jakarta-Palembang, Agustus mendatang. Pesta olahraga ajang prestasi ini membuat para atlet terus mempersiapkan diri.

Salah satunya petinju putri Indonesia asal Sumut, Novizar Maulina tertantang untuk mengibarkan sang merah putih. 

Anak pertama dari tiga bersaudara ini mulai memasuki Pelatnas pada tanggal 7 Desember 2017. Dirinya bergabung dengan 15 petinju lainnya untuk berlatih di Gelanggang Olahraga (GOR) KONI Sario Manado kini menjadi tempat Pelatnas.olahraga Khususnya Pelatnas atlet tinju yang akan bertarung di Asian Games 2018. 

Sepak terjang mahasiswa Unimed ini dalam olahraga adu jotos bermula saat duduk kelas 4 SD menggeluti cabor bela diri karate.  

Seiring dengan perjalanan waktu petinju yang masuk Program Sumut Emas (PSE) KONI Sumut tertarik dengan tinju olahraga yang dinilai jantan, dan tak cocok dikuasai kaum hawa. Namun, kenyataannya sebagai remaja putri dirinya tertarik dengan olahraga keras ini sejak kelas VIII SMP. 

Di bawah binaan dan bimbingan pelatih Niazi Almi mantan petinju Sumut dan juga merupakan pamannya mendapat tehnik dasar tinju.  

Tahun 2008 bergabung dengan sasana Putra Boxing Camp Sergai yang merupakan binaan Niazi Almi. Selanjutnya tahun 2017, Niazi Almi pindah tugas ke Medan dan membuka sasana baru bertitle Figther Boxing Camp. Hal ini membuat petinju yang dilahirkan 15 November 1994 hijrah ke Medan. 

Prestasi yang diraih anak dari pasangan Sulaiman Teuku Puteh dan Fatmawati antara lain medali Emas Kejurnas Wilayah Barat 2010 Binjai, medali Emas Kejurda Langkat 2013, medali Perunggu STE XXXII 2013 Medan, medali Emas Prapon Wilayah Barat 2015 Batam, medali Emas Kejurda Wali Kota Cup Medan 2015, medali emas Kejurda Taput 2017 dan medali emas Kejurda Piala Gubsu 2017. 

Selain dukungan pelatih dan pengalaman kompetisi yang masih hijau. Restu dari orang tua dan kerabat menjadi alasan penting bagi petinju yang dilahirkan 24 tahun silam terus berpacu dengan waktu dengan terus latihan dan latihan untuk mematangkan diri sebagai persiapan di Asean Games untuk menghadapi lawan yang memiliki kekuatan yang nyaris berimbang dari berbagai negara di benua Asia. 

"Pertama saya ucap rasa syukur kehadirat Allah SWT berkat rudho berhasil masuk Pelatnas. Sejak berlatih di Manado sebagai pusat latihan tinju Sea Games membuat saya lebih tertantang untuk dapat menunjukkan prestasi terbaik. Insyaallah dapat mengibarkan sang merah putih karena merupakan even pertama tingkat internasional" ujar pengidola Niazi Almi saat dihubungi via ponsel. 

Ciri khas petinju berhijab ini memiliki keunggulan dalam melakukan jab keras ke arah lawan. 

Petinju yang berlaga 60 kg ternyata harus menunda penelitian untuk membuat skripsinya. Pasalnya, Novizar berambisi untuk bersaing dengan petinju negara di Asia.  

Selain itu, cewek murah senyum ini memiliki misi di masa mendatang ingin menjadi pengganti idolanya Niazi Almi. 

"Persiapan menghadapi Asean Games, latihan dilaksanakan selama lima hari dalam seminggu pagi dan sore untuk memperkaya mental dan fisik serta teknik pertandingan. Apalagi para petinju yang masuk dalam arena Asean Games adalah mereka yang terbaik di kelasnya masing-masing. Pantang menyerah merupakan prinsip dalam bertanding" tutup Novizar Maulina.  


Pewarta: Juraidi

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018