Sipirok (Antaranews Sumut) - Petani di wilayah Tapanuli Bagian Selatan cukup meminati bibit kopi ateng super dari kabupaten Tapanuli Selatan.

"Rata-rata per bulan bisa terjual mencapai 6 - 7 ribu batang," ujar Nuraini Siregar (48) ditemui di pusat budidaya bibit kopinya, di desa Sampean, kecamatan Sipirok, Tapanuli Selatan, Rabu.

Bibit kopi ateng super yang dijual dengan harga seribu rupiah/batang itu berumur mencapai antara 4 - 5 bulan.

"Peminatnya ada dari kabupaten Mandailing Natal, Padang Lawas disamping daerah sendiri," sebut ibu tiga anak ini.

Bahkan, semakin hari permintaan bibit semakin meningkat.

Beda dengan kopi ateng biasa dimana kopi ateng super memiliki buah biji kopi berukuran lebih  besar dibanding biji kopi ateng biasa.

"Bibit kopi ini akan berproduksi setelah masa tanam sekitar 2,5 tahun". Budidaya kopi dan sayur mayur sudah ia geluti sebelas tahun kebelakang sejak 2018.

Selain untuk menghidupi keluarga, hasil budidaya kopi ditambah tanaman hortikultura lainnya isteri tercinta Mara Adil Hutasuhut ini juga memberdayakan delapan tenaga pekerja setiap harinya.

"Selain berguna bagi keluarga usaha yang ditekuni ini juga bermanfaat bagi kehidupan orang lain," tuturnya.  

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2018