Rantauprapat, 26/11 (Antarasumut) - Satu unit perahu kayu (Sampan) nelayan tradisional warga Desa Simandulang Kecamatan Kualuh Leidong, Kabupetan Labuhanbatu Utara karam tersambar petir saat mencari ikan di perairan Selat Malaka.

Sampan yang membawa tiga nelayan, yakni Rusli Nasution, 28 di temukan selamat oleh nelayan tradisional asal Kabupaten Asahan. Sedangkan, Ruslan Nasution, 38 dan Yusni Tanjung, 32 masih dalam pencarian.

Kapolres Labuhanbatu AKBP. Frido Situmorang, Minggu ketika di hubungi membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, pihak Polair Polres Labuhanbatu bersama Tim Basarnas Provinsi Riau, TNI AL dan masyarakat nelayan masih mencari dua korban di perairan Selat Malaka sebelah Timur Pulau Jemur, Kabupaten Rokan Hilir, Provinsi Riau.

"Iya benar kapal nelayan tradisional warga Labura tersambar petir pada Sabtu (25/11) pagi sekira pukul 04.00 WIB, satu orang selamat dan dua orang korban lainnya masih dalam pencarian," katanya.

Dia menjelaskan, para nelayan itu mencari ikan bersama-sama masyarakat nelayan dari Desa Simandulang. Pihaknya masih menyelidiki dan meminta keterangan sejumlah saksi penyebab kecelakaan tersebut.

Sementara, Kepala Desa Simandulang, Sangkot Batubara ketika dihubungi terpisah mengatakan, sampan nelayan tradisional yang mengangkut tiga orang itu berangakat pada hari Jumat (24/11) sekira jam 14.00 WIB bersama puluhan nelayan di daerahnya mencari ikan.

Pasang surut air laut atau pasang mati, warga desa yang mayoritas pencariannya dari mencari ikan itu berlayar hingga ke perairan Selat Malaka.

Menurutnya, pada bulan-bulan tertentu banyak ditemukan ikan yang bernilai ekonomis tinggi di Pulau Jemur, Provinsi Riau diwilayah yang jarak tempuhnya sekira delapan jam dari Desa Simandulang, Kab. Labura.

Banyak warga desa dan daerah lain berbondong-bondong ke perairan itu memancing mencari ikan selama tiga hari untuk menambah penghasilan ekonominya.

Saat pasang mati, masyarakat banyak yang mencari ikan ke perairan Selat Malaka daerah Pulau Jemur. Namun, pada hari nahas ke-dua itu sampan yang di tumpangi korban berada jauh dari lokasi biasanya.

"Korban jauh dari lokasi memancingnya dan tersambar petir," kata Sangkot Batubara yang masih punya hubungan kekerabatan dengan korban Yusni Tanjung.

Dia menjelaskan, pada hari nahas itu cuaca dalam keadaan hujan gerimis, tiba-tiba petir datang menghantam sampan sehingga mengakibatkan mereka lemas terluka dalam.

Setelah terombang-ambing selama satu jam, Rusli Nasution yang masih berada diatas fiber akhirnya tersadar dan terbangun mengerak-gerakan tubuh dua rekannya didekat sampan yang rusak parah untuk mengajak pulang. Namun, korban Ruslan dan Yusni yang masih berhubungan kekerabatan itu tidak bergerak. 

Setelah itu, datang nelayan dari Kab. Asahan yang melintas dan membantu menghantar Rusli ke sampan nelayan di desanya. Sementara tubuh kedua rekannya tersebut tidak di temukan lagi.

"Saat kejadian tersambar petir Rusli tersadar, lalu dia mengerak-gerakan badan kedua rekannya, tapi mereka diam saja. Sementara tubuh dua rekannya tersebut belum ditemukan," kata Sangkot dari hasil keterangan Rusli.

Dia berharap, dua orang korban lainnya ditemukan selamat. "Mudah-mudahan ditemukan dengan selamat," ujarnya.

Pewarta: Kurnia Hamdani

Editor : Akung


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017