Medan, 17/11 (Antara) - Jumlah kecelakaan kerja peserta BPJS Ketenagakerjaan wilayah Sumatera bagian Utara atau Sumbagut yang meliputi Aceh dan Sumatera Utara pada 2017 masih tergolong tinggi atau 6.271 kasus.

"Angka kecelakaan 6.271 itu tergolong tinggi dari jumlah peserta BPJS Ketenagakerjaan Sumbagut yang 1,1 juta orang sehingga pelatihan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) dinilai masih terus diperlukan," ujar Kepala Kantor Wilayah BPJS Ketenagakerjaan Sumbagut, Umardin Lubis di Medan, Kamis.

Hingga dewasa ini, kecelakaan kerja di wilayah Sumbagut sudah sebesar 7 persen dari angka kecelakaan kerja di Indonesia.

Untuk itu, kata dia, dalam rangka memperingati HUT BPJS Ketenagakerjaan, Kanwil BPJS Ketenagakerjaan Sumbagut melakukan pelatihan K3 di 11 kantor wilayah BPJS Ketenagakerjaan dengan total peserta 1.000 orang dari berbagai perusahaan.

"Pelatihan dilaksanakan bukan hanya untuk bisa menekan resiko kecelakaan kerja di perusahaan, tetapi juga untuk mendukung program pemerintah menciptakan ahli K3 baru," katanya.


.Dia menegaskan, nantinya akan ada sertifikat yang dikeluarkan BPJS Ketenagakerjaan dan instruktur.


Umardin menyebutkan, rata rata peengeluaran BPJS Ketenagakerjaan untuk biaya rumah sakit peserta adalah Rp7 juta per orang.


BPJS Ketenagakerjaan, ujar dia, memang menanggung seluruh biaya pengobatan peserta hingga sembuh.


Bahkan, kalau pekerja belum dapat bekerja setelah keluar dari rumah sakit, BPJS Ketenagakerjaan akan membayarkan gaji pekerja tersebut.


Ketua Panitia Pelatihan K3, Suci Rahmad menambahkan kegiatan itu dilaksanakan karena BPJS Ketenagakerjaan sudah bertanggung jawab dalam kegiatan promotif dan preventif berupa pelatihan dan sosialisasi program K3 itu.


Suci Rahmad yang menjabat Kabag Pelayanan BPJS Ketenagakerjaaan Sumbagut menjelaskan, pelatihan itu diharapkan membuat pekerja yang ikut berlatih bisa menularkan dan mensosialisasikan program K3 kepada perusahaan dan pekerja lainnya.


"Kalau K3 tidak digencarkan, maka kecelakaan kerja tidak bisa ditekan. Sementara kalau terjadi kecelakaan, perusahaan dan termasuk karyawan juga merugi," katanya.


Dia mengakui, pelatihan yang dilakukan merupakan pelatihan dasar dan ke depannya diharapkan bisa melaksanakan pelatihan lanjutan K3.


Salah satu peserta pelatihan dari PT Lonsum Indonesia, Giriiyono, mengaku mendapat banyak manfaat dari mengikuti pelatihan K3 karena akan bisa menulaurkan pengetahuan itu ke pekerja lain baik di kantor pusat dan kebun.***4***


Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017