Tanjungbalai, Sumut, 12/9 (Antara) - Kalangan pelanggan PDAM Tirta Kualo Kota Tanjungbalai menyampaikan berbagai keluhan di media sosial terkait buruknya kualitas air bersih dan penetapan beban rekening yang tidak sesuai dengan angka meteran, membuat pembayaran melonjak.
Penggiat media sosial (medsos) pemilik akun facebook Syahruddin Rao dengan gaya kedaerahan menuliskan "poning kepalo menengok PDAM Tanjungbalai entah mengapo lain angka dimeteran lain pulak di rekening air".
Pemilik akun Sartika Diyan Sari juga berkomentar dengan logat kental Tanjungbalai "Cemana tak bongkak, hitungan cong tiap tagihan. Pemakaian meterannyo tak tertulis di rekening, giliran awak komplain katonyo tarutang. Catatan Orangtu yang botulnyo. Tah cemano hitungannyo. Golap".
Demikian juga pemilik akun Ririn Mirantika, sebagai konsumen PDAM ia mengalami dua kali kerugian, yakni tidak dapat air walau pun sudah dihisap menggunakan mesin pompa air (sanyo) dan rekening listrik meningkat.
Pada akun facebooknya Ririn Mirantika menuliskan "iyo, terkadang sampe keluar la simpanan kata-kata kalau udah air tak hidup. Udah dipancing seember pun sanyo tidak jalan juga air tu. Hadeh, katanya harus hemat air, airnya pun tak ada. Bukan tambah hemat, malah tambah bengkak bayar listriknya".
Senada diungkapkan pemilik akun Elvira Sitorus yang menulis "Tanpa sanyo air gak bisa ngalir, jadi dua kali kena. Kena bayar arus listrik dan bayar iuran air. Saya dirumah hanya 3 orang tapi tiap bulan bayar iuran air sampai Rp150 ribu. Sangat kecewa tidak sesuai" ungkap dia.
Selanjutnya "Air mahal, air kotor, jarang hidup lagi. Mantaplah," tulis pemilik akun facebook Nurmaini Tanjung.
Pemilik akun Muhammad Sitorus menyarankan agar direktur PDAM Tirta Kualo Tanjungbalai dipecat dari jabatannya karena dinilai tidak mampu memenuhi kewajiban dalam menyediakan air bersih kepada pelanggan.
"Jika memang Perusahaan Daerah ini tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya sebagai penyalur air bersih bagi pelanggan kenapa direkturnya kita pertahankan," tulis Muhammad Sitorus.***4***(KR-YWK)
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017
Penggiat media sosial (medsos) pemilik akun facebook Syahruddin Rao dengan gaya kedaerahan menuliskan "poning kepalo menengok PDAM Tanjungbalai entah mengapo lain angka dimeteran lain pulak di rekening air".
Pemilik akun Sartika Diyan Sari juga berkomentar dengan logat kental Tanjungbalai "Cemana tak bongkak, hitungan cong tiap tagihan. Pemakaian meterannyo tak tertulis di rekening, giliran awak komplain katonyo tarutang. Catatan Orangtu yang botulnyo. Tah cemano hitungannyo. Golap".
Demikian juga pemilik akun Ririn Mirantika, sebagai konsumen PDAM ia mengalami dua kali kerugian, yakni tidak dapat air walau pun sudah dihisap menggunakan mesin pompa air (sanyo) dan rekening listrik meningkat.
Pada akun facebooknya Ririn Mirantika menuliskan "iyo, terkadang sampe keluar la simpanan kata-kata kalau udah air tak hidup. Udah dipancing seember pun sanyo tidak jalan juga air tu. Hadeh, katanya harus hemat air, airnya pun tak ada. Bukan tambah hemat, malah tambah bengkak bayar listriknya".
Senada diungkapkan pemilik akun Elvira Sitorus yang menulis "Tanpa sanyo air gak bisa ngalir, jadi dua kali kena. Kena bayar arus listrik dan bayar iuran air. Saya dirumah hanya 3 orang tapi tiap bulan bayar iuran air sampai Rp150 ribu. Sangat kecewa tidak sesuai" ungkap dia.
Selanjutnya "Air mahal, air kotor, jarang hidup lagi. Mantaplah," tulis pemilik akun facebook Nurmaini Tanjung.
Pemilik akun Muhammad Sitorus menyarankan agar direktur PDAM Tirta Kualo Tanjungbalai dipecat dari jabatannya karena dinilai tidak mampu memenuhi kewajiban dalam menyediakan air bersih kepada pelanggan.
"Jika memang Perusahaan Daerah ini tidak mampu untuk memenuhi kewajibannya sebagai penyalur air bersih bagi pelanggan kenapa direkturnya kita pertahankan," tulis Muhammad Sitorus.***4***(KR-YWK)
Editor : Juraidi
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017