Panyabungan, 29/7 (Antarasumut) – Gubernur provinsi Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi buka peringatan bulan bakti gotong royong masyarakat yang ke XIV  di kabupaten Mandailing Natal.

Kegiatan peringatan bulan bakti gotong royong masyarakat yang ke XIV  hari kesatuan gerak Pkk yang ke 45 sekaligus  pencanangan desa binaan bangun desa mandiri terpadu (Bandes Madu) dan jambore Ttg yang  ke 17 tingkat provinsi Sumatera Utara tahun 2017 yang dipusatkan ditaman Raja Batu, komplek perkantoran Payaloting Panyabungan ini selain dihadiri oleh ketua Tp.Pkk  provinsi Sumatera Utara, Hj. Evi Diana juga dihadiri oleh para bupati/walikota se-Sumut, para kadis dilingkungan pemerintah provinsi, Tp Pkk kabupaten/kota se-sumut dan tokoh  agama, masyarakat dan tokoh adat.

Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi menyampaikan, kegiatan  bulan bakti gotong royong  masyarakat yang ke XIV hari kesatuan gerak Pkk yang ke 45 sekaligus  pencanangan desa binaan bangun desa mandiri terpadu (Bandes Madu) dan jambore Ttg yang ke 17 tingkat provinsi Sumatera Utara ini merupakan sebuah kegiatan besar dan strategis.

“A plus saya ucapkan kepada  para  bupati dan walikota yang datang ke Mandailing Natal pada acara ini,” ujarnya.

Ia mengatakan, kegiatan bergotong royong ini pada hakikatnya telah berlangsung  sejak zaman dahulu kala, bahkan didalam meraih kemerdekaan bangsa Indonesia seluruh lapisan masyarakat pun dahulunya melawan penjajah saling bahu membahu.

“Dengan semangat  gotong royong  tersebut hendaknya harus kita gelorakan kembali namun  bukan melawan penjajah tapi melawan kemiskinan, ketertinggalan menunju masyarakat yang sejahtera,” katanya.


Disebutkannya, gotong royong yang dilaksanakan oleh  masyarakat tersebut  mempunyai nilai-nilai  yang sangat besar baik dari sisi tujuan maupun sisi manfaatnya. Maka melalui serangkaian kegiatan peringatan bulan bakti gotong royong  tersebut hendaknya dapat dibuktikan didalam membangun negeri dan bangsa.

“Untuk mewujudkannya kita  tetap memerlukan semnagat kebersamaan, kesetiakawanan,toleransi dan saling bantu membantu  yang kesemuanya adalah menjadi dasar semangat gotong royong,” sebut Erry.

Untuk itu, pada kegiatan gotong royong tersebut masyarakat juga diharapkan untuk saling terbuka,  saling belajar dan mengajar  dan saling melengkapi kekurangan dan kelebihan masing-masing sehingga nantinya semangat gotong royong itu dapat menjadi tumbuh sehingga nantinya sejalan dengan  salah satu unsur revoluisi  mental yang menjadi perhatian pemerintah.

“ Jangan jadikan kegitan gotong royong  itu hanya sebagai tanda belaka karena nilai dari esensi masyarakat dalam pembangunan itu harus bisa diwujukan, untuk itu  masyarakat  jangan dijadikan sebagai  subjek saja  melainkan sebagai objek,” harapnya.

Pewarta: Holik

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017