Pematangsiantar, Sumut, 11/6 (Antarasumut) - Warga di Kota Pematangsiantar dan Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, lebih memilih membeli pakaian bekas yang diimpor dari luar negeri untuk kebutuhan sandang.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017
Pedagang pakaian bekas di sejumlah tempat di Pematangsiantar, di antaranya pusat perbelanjaan tradisional Pasar Horas dan Pasar Dwikora, di emperan toko pusat kota, Minggu, ramai pembeli.
"Hari ini kami buka bal (bongkar pakaian bekas dari karung), dan seperti biasa diserbu pembeli, apalagi ini menjelang Lebaran, pembeli banyak kali, kami sampai kerepotan," kata Izul (34), pedagang di Pasar Dwikora.
Izul mengatakan, saat buka bal, pedagang belum sempat memilah barang yang ada, jadi dijual secara acak dengan kisaran harga antara Rp15.000 sampai Rp20.000 per helai.
"Kalau pakain bekas yang sudah kami pilah dan dicuci bersih harganya beda, bisa sampai ratusan ribu rupiah tergantung kualitas barang," kata Izul.
Para pembeli mengaku meminati barang impor bekas seperti celana, baju, sepatu atau tas, karena mudah didapat, harganya murah sedangkan barangnya layak dipakai.
"Dengan harga yang sama, di toko atau mal hanya bisa dapat satu helai, di sini (Pasar Dwikora) bisa tiga sampai lima helai, kualitasnya bagus-bagus yang penting sabar memilih-milih," kata Risma (36), warga Kecamatan Siantar, Kabupaten Simalungun.
Sementara sebagian besar warga Kota Pematangsiantar untuk memperoleh pakaian bekas lebih memilih berbelanja di emperan toko yang buka pada malam hari.
Mereka membuka dagangan di emperan toko sepanjang Jalan Merdeka dan Jalan Sutomo yang merupakan akses transportasi utama pusat kota dari pukul 07.00 WIB sampai menjelang dini hari.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017