Simalungun, 11/4 (Antarasumut) - Curah hujan yang tinggi menyebabkan sejumlah wilayah di Kabupaten Simalungun mengalami bencana alam longsor, seperti di Nagori Sait Buttu Saribu, Kecamatan Pematang Sidamanik.
Longsor itu menyebabkan arus transportasi jalan umum di desa tersebut lumpuh total selama lima hari, sehingga membuat Bupati Simalungun, JR Saragih tergerak meninjau lokasi, Selasa.
Dengan semangat baru Sumatera Utara yang menjadi kinerja Pemerintah Simalungun, JR langsung memerintahkan jajarannya untuk segera membenahi jalan yang terkena bencana longsor.
"Jalan ini harus selesai tidak lebih dari 10 hari, supaya aktifitas kembali normal dan ini tidak ada toleransi lagi untuk tidak selesai," tegas Bupati Simalungun.
Bupati memerintahkan jajarannya untuk membuat jalur baru, karena dilihat dari sisi kerusakan, diperkirakan biaya perbaikan jalan longsor itu lebih dari Rp6 miliar.
Lahan milik Suryani dan Paidin terdampak pembukaan jalur jalan baru, dan Pemerintah Kabupaten memberikan ganti kerugian sesuai dengan nilai jual objek pajak di daerah itu.
"Ini untuk kepentingan umum, bukan buat pribadi, kita akan berikan dana pengganti lahan tersebut," kata Bupati.
Saat membenahi jalan di Nagori Sait Buttu Saribu, Bupati langsung menaiki traktor pengeruk tanah untuk dikerjakan, sehingga mendapat aplus dari warga.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPPD) Kabupaten Simalungun, Mudahalam Purba meminta kepada seluruh pekerja agar bekerja dengan baik.
Dia mengatakan, kebanyakan bencana alam di Kabupaten Simalungun, didominasi tanah longsor, karena topografi perbukitan dan daerah aliran sungai.
"Kalau bicara banjir itu sifatnya lebih kepada jebolnya tanggul dan itu jarang terjadi. Kemunculan tanah longsor diakibatkan curah hujan yang tinggi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017