Medan, 23/3 (Antara) -PT Kalbe Farma Tbk membuka pendaftaran peserta Kalbe Junior Scientist Award 2017 sebagai bukti komitmen berkontribusi bagi perkembangan sains di Indonesia khususnya di kalangan anak-anak.

"Pendaftaran  sudah dimulai 21 Februari dan ditutup 31 Juli 2017.Tahun ini diyakini peserta semakin banyak karena tahun 2016, jumlah karya yang diikutsertakan naik menjadi 917," ujar kepala Komunikasi Perusahaan dan CSR PT Kalbe Farma tbk, Harda Pradsmadji di Medan, Kamis.

Dia mengatakan itu pada pelatihan sains bagi para guru sains di Medan dan sekaligus mensosialisasikan pelaksanaan Kalbe Junior Scientist Award (KJSA) 2017 .

Acara itu digelar di tiga kota yakni Medan, Balikpapan dan Palembang

Menurut dia, KSJA merupakan kompetisi sains anak nasional yang memberikan penghargaan kepada karya sains terbaik di Indonesia untuk siswa tingkat sekolah dasar dan menengah.

"KJSA merupakan bagian dari komitmen Kalbe untuk berkontribusi bagi perkembangan sains di Indonrsia khususnya anak-anak.Harapannya di masa mendatang generasi bangsa mencintai sains dan bahkan menjadi peneliti unggul yang bisa semakin memajukan Indonesia,"katanya.

Program KJSA sendiri, ujar dia, sudah berlangsung sejak 2011 dan setiap tahun jumlah peminat anak-anak untuk mengirimkan karya sainsnya terus meningkat sehingga sangat membanggakan.

Kalau pada tahun  2014, jumlah karya yang diperlombakan masih 714, maka di 2015 naik menjadi 811 dan naik lagi di 2016 sejumlah 917 karya dari 358 sekolah di 22 provinsi.

Melihat minat yang tinggi, Kalbe sendiri sudah menanmbah jenjang kepersertaan menjadi mulai siswa kelas 4 SD hingga SMP atau berusia 9-14 tahun,

Peserta sendiri merupakan kelompok yang terdiri dari maksimal dua orang dan boleh mengirimkan lebih dari satu karya sains dengan tema yang berbeda.

Praktisi Sans dan penulis buku sains, Muzi Marpaung, mengatakan, anak-anak sudah bisa diajar berkarya saat sudah bisa bermain-main dan mulai diajak ikut vbrkompetisi kelas 3 SD.

"Pada usia dini, anak-anak sudah bisa dilihat mana yang pintar atau cerdas karerna IQ-nya atau karena ketekunaan berkarya," katanya.

Namun dia mengingatkan agar anak-anak yang diajak berkompetisi tidak berorientasi pada hadiah seperti piala, tetapi pada pengasahan rasa keingintahuan dan persaingan sehat.

"Sejak kecil sebenarnya manusia sudah memiliki keilmuawanan sejati dengan rasa keingintahuan yang besar sehingga hal itu harusnya tetap dijaga dan dikembangkan,"katanya,

Anak-anak Indonesia sendiri, kata dia, semakin banyak yang menguasai sains bahkan karyanya diakui di negara asing dan itu harus didukung semua pihak untuk kepentingan kemajuan bangsa dan negara.

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017