Medan, 16/3 (Antara) - Rencana kehadiran Presiden Joko Widodo dalam Silaturahmi Nasional Jam'iyah Batak Muslim Indonesia di Pesantren Mushtafawiyah di Kabupaten Mandailing Natal diharapkan dapat menjadi momentum kebangkitan kawasan Tapanuli Bagian Selatan.

Anggota DPRD Sumut dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Ahmadan Harahap di Medan, Kamis, mengatakan, informasi kedatangan Presiden Joko Widodo yang hampir dipastikan itu cukup membawa angin segar bagi kawasan Tapanuli Bagian Selatan (Tabagsel).

Hal itu disebabkan kawasan yang didominasi etnis Mandailing tersebut sudah lama tidak pernah didatangi kepala negara.

"Mungkin sudah 30 tahun presiden tidak pernah berkunjung lagi ke Tabagsel," kata anggota DPRD Sumut dari daerah pemilihan Tabagsel itu.

Dengan kedatangan untuk menghadiri kegiatan Jam'iyah Batak Muslim Indonesia (JBMI) tersebut, diharapkan Presiden Joko Widodo dapat mengetahui sumber daya kawasan Tabagsel yang penuh dengan potensi pertanian, perkebunan, pariwisata, dan pertambangan.

Apalagi Presiden Joko Widodo akan menginap di Pesantren Mushtafawiyah sehingga dapat melihat langsung kawasan yang terdiri dari Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas, Kabupaten Padang Lawas Utara, dan Kota Padang Sidimpuan itu.

Selama ini, kata Ahmadan, pembangunan kawasan Tabagsel masih tertinggal dari daerah lain di Sumut meski banyak memiliki potensi dan sumber daya.

Diantaranya infrastruktur jalan yang masih banyak rusak dan belum mendukung kelancaran berbagai aktivitas perekonomian masyarakat.

Ia mencontohkan infrasatruktur jalan menuju Kabupaten Mandailing Natal yang banyak dalam kondisi rusak parah sehingga harus ditempuh sekitar 12 jam dari Kota Medan.

Disebabkan kondisi itu, warga yang ingin menuju Mandailing Natal selama ini sering naik pesawat terlebih dulu ke Padang, Sumatera Barat, setelah itu baru menggunakan jalur darat.

Padahal cukup banyak tokoh nasional yang berasal dari kawasan Tabagsel seperti Jenderal (Purn) AH Nasution, mantan Menaker Bomer Pasaribu, mantan Menteri Kehutanan Hasyrul Harahap, mantan Ketua BPK Anwar Nasution, dan Menko Perekonomian Darmin Nasution.

Setelah mengetahui dan melihat langsung, diharapkan Presiden Joko Widodo dapat mengeluarkan kebijakan yang lebih mendukung pengembangan kawasan Tabagsel.

"Karena itu, kedatangan Presiden kali ini adalah momentum. Semoga ini bukan sekadar menghadiri kegiatan JBMI, tetapi sekaligus mempelajari kondisi Tabagsel," ujar politisi yang kini menjabat Sekretaris Komisi E DPRD Sumut itu.

Selain terhadap kawasan Tabagsel, diharapkan kehadiran Presiden Joko Widodo ke Pesantren Mushtafawiyah tersebut dapat mengubah kebijakan terhadap pengembangan pondok pesantren.

Tidak dapat dipungkiri jika perhatian terhadap pengembangan dan pemberdayaan pondok pesantren mulai minim dalam beberapa tahun terakhir.

"Pemerintah selalu berkeinginan melahirkan generasi yang menguasai iptek dan memiliki imtak (iman dan takwa). Pemberdayaan pondok pesantren salah satu cara untuk merealisasikan harapan itu," ujar Ahmadan Harahap yang juga alumni Pesantren Alhasyimiyah, Pemadu Sipaho, Padang Lawas Utara tersebut.

Sebelumnya, usai menerima pengurus JBMI di Istana Merdeka, Rabu (15/3), diketahui Presiden Joko Widodo akan menghadiri sliturahmi nasional JBMI di Pesantren Mushtafawiyah, Kabupaten Mandailing natal.

Dalam kegiatan pada 24-25 Maret 2017, Presiden juga dijadwalkan untuk meresmikan titik nol Tugu Islam Indonesia atau dikenal dengan Tugu Islam Nusantara di Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah.

Pewarta: Irwan Arfa

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2017