Medan, 31/12 (Antarasumut) - Program pemerintah pusat untuk mewujudkan kawasan objek wisata Danau Toba yang berada di Kabupaten Somosir, Provinsi Sumatera Utara, menjadi "Monaco"-nya di negara Asia Tengggara agar benar-benar dapat terlaksana dengan baik.

Hal itu sudah lama merupakan cita-cita pemerintah untuk memajukan Danau Toba menjadi objek wisata terkenal dan tujuan wisatawan bagi negara-negara di dunia. Apalagi, Danau Toba yang merupakan danau terbesar di Asia Tenggara dan termasuk dalam kategori kejaiban di dunia. Hal ini juga perlu diapresiasi oleh pemerintah Indonesia dan harus dijaga kelesastariannya.

Bahkan, objek wisata Danau Toba itu bukan hanya kebanggan bagi Pemerintah Provinsi Sumatera Utara, melainkan juga Indonesia, dan harus dapat dipertahankan nama baiknya di muka bumi ini.

Nama besar yang "menggelora" bagi objek wisata Danau Toba tersebut harus tetap dipertahankan oleh masyarakat dengan cara menjaga dan melestarikan lingkungan.

Kebersihan Danau Toba dari kegiatan pencemaran yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab harus dicegah dan diantisipasi. Jangan sampai terjadi kerusakan lingkungan.

Masyarakat yang berdomisili di kawasan Danau Toba itu harus bertugas sebagai "pengawal yang setia" atas kerusakan danau yang sangat indah dan merupakan pemberian atau anugerah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) juga sudah beberapa kali mengunjungi Danau Toba. Beliau juga mengapresiasi dan mengaku sangat tertarik dengan panorama serta keindahan alamnya yang sangat memesona itu.

Danau Toba tersebut memiliki kekuatan magnet sejarah yang luar biasa dan dapat menjadi daya tarik wisatawan.

Danau Toba itu memiliki daya tarik sejarah yang luar biasa. Sekitar 70.000 tahun yang lalu, terjadi ledakan volcano yang luar biasa besar yang lebih besar daripada Gunung Krakatau dan Gunung Vesuvius di Pompeii, Italia.

Ketika ledakan volcano yang mengakibatkan terbentuknya Danau Toba tersebut, dunia gelap selama berbulan-bulan serta terjadi perubahan iklim.

Benahi Kawasan Danau Toba

Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata diharapkan secepatnya membenahi kawasan Danau Toba di Provinsi Sumatera Utara dalam persiapan destinasi wisatawan nusantara dan mancanegara ke daerah itu.

"Apalagi, Danau Toba termasuk salah satu dari 10 destinasi wisata utama di Indonesia. Hal ini merupakan penghargaan yang diberikan oleh Pemerintah dan harus dapat dipertahankan," kata pengamat pariwisata Sumatera Utara Prof. Dr. Badaruddin di Medan.

Sembilan destinasi wisata lainnya, yakni Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Tanjung Kelayang (Kepulauan Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Borobudur (Jawa Tengah), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), Morotai (Maluku Utara), Labuan Bajo-Flores (NTT), dan Bromo-Tenger-Semeru (Jawa Timur).

Ia mengatakan bahwa terpilihnya Danau Toba sebagai destinasi wisata utama juga harus sejalan dengan dipercepatnya pembanggunan sarana dan prasarana di lokasi objek wisata yang terkenal di dunia itu.

"Sarana tersebut berupa akses penerbangan yang terdapat di Silangit, penambahan hotel mewah di kawasan objek wisata Danau Toba, jalan harus diperlebar, dan lainnya," ujarnya.

Guna mendukung dan menyukseskan Danau Toba "Monaco Asia", kata Badaruddin, Pemerintah terus melakukan berbagai pembangunan di daerah tersebut.

Bahkan, sudah ada investasi hotel hingga 1.000 kamar di kawasan Danau Toba.

Selain itu, Australia juga berminat akan menanamkan investasi melalui pengembangan pariwisata di Danau Toba dengan mengalokasikan dana sebesar 10 juta dolar AS.

"Pemerintah harus mendukung apa yang dilakukan Australia untuk menyukseskan pembangunan pariwisata Danau Toba yang terbesar di Asia Tenggara itu," kata mantan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) USU.

Nyaman Dikunjungi

Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman menargetkan pada tahun 2019 kawasan pariwisata Danau Toba akan nyaman dikunjungi wisatawan.

"Pada tahun 2019, Danau Toba bersih dan enak dikunjungi," kata Tenaga Ahli Menteri Bidang Pembangunan Regional Kemenko Kemaritiman Bambang Susanto Priohadi dalam diskusi di Jakarta.

Bambang menjelaskan bahwa pihaknya menyiapkan sembilan langkah pengembangan pariwisata Danau Toba, di antaranya perpanjangan landasan Bandara Sibisa, pembangunan "tourist resort", pembangunan tol Medan-Parapat, pendalaman Tano Ponggol, dan pembersihan Danau Toba.

Langkah selanjutnya adalah penambahan wilayah wisata Danau Toba seluas 500 hektare untuk "eco-tourism", penyesuaian Perpres Nomor 81 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kawasan Danau Toba, penggalakan kampanye "Bersih Senyum" kepada warga sekitar, serta promosi sejarah terbentuknya Danau Toba.

"Pokoknya pada tahun 2019, kami rencanakan Toba ini jadi kawasan yang indah. Dengan strategi yanga ada, perjalanan dari Medan ke Toba yang sekarang 5 jam, kami jamin jadi 1,5 jam saja dengan pembangunan jalan," ucapnya.

Bambang berharap pembangunan "tourist resort" seluas 500 hektare dalam strategi yang ada bisa menjadikan Danau Toba sebagai salah satu destinasi wisata internasional.

"Nantinya juga akan dibuat ada layar, seperti `Imax`, untuk jadi daya tarik mengenalkan sejarah Toba. Pak Menko sudah lakukan komunikasi dengan pihak terkait untuk mengembangkan proyek tersebut," pungkasnya.

Ciptakan Keindahan

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa pihaknya juga turut dilibatkan membangun dan menciptakan keindahan pariwisata Danau Toba yang berada di wilayah Provinsi Sumatera Utara.

"Kemenhub harus ikut menyukseskan program pemerintah pusat mengembangkan kepariwisataan di Kabupaten Samosir," kata Budi pada pelantikan Pengurus Daerah Keluarga Alumni Gadjah Mada Sumatera Utara di Medan.

Menhub mengatakan bahwa Danau Toba yang terbesar di Asia Tenggara itu menjadi destinasi bagi wisatawan internasional maupun nasional, dan harus ditingkatkan jumlah wisatawan maupun pengunjung.

Sementara itu, Direktur Utama Bank Sumatera Utara Edie Rizliyanto mengatakan bahwa pihaknya juga ikut dilibatkan untuk membantu program pemerintah pusat dengan membangun sarana dan prasarana pariwisata Danau Toba di Kabupaten Samosir.

"Mengingat Danau Toba tersebut, telah menjadi destinasi bagi wisatawan internasional maupun nasional, dan harus dikembangkan lebih luas lagi," kata Edie pada acara Bank Sumut Journalism Award 2016 "Media Gathering & Apresiasi Jurnalis" di Medan.

Danau Toba yang dikenal terpanjang di Asia Tenggara itu, menurut dia, termasuk dalam 10 destinasi wisata oleh Kementerian Pariwisata.

"Jadi, dalam hal ini Bank Sumut dilibatkan dalam membantu pembangunan pariwisata Danau Toga dengan cara memberikan bantuan kredit kepada pengusaha dan ivestor," ujar Edie.

Diikutsertakannya Bank Sumut dan sejumlah Bank lainnya adalah bertujuan meningkatkan pengembangan pariwisata di Sumut.

Selain itu, juga menyukseskan program pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pariwisata.

"Jadi, Bank Sumut berperan membangun Pariwisata Danau Toba agar makin lebih maju dan berkembang sehingga mampu meningkatkan perekonomian masyarakat," kata Dirut Bank Sumut itu.

Pewarta: Munawar Mandailing

Editor : Tengku Amri


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016