Ada pemandangan unik  dan menarik ketika Idul Adha tiba, beramai-ramai warga satu kelurahan santap makan siang bersama di atas tikar disepanjang badan jalan aspal di desa itu.

Bersama menyantap daging kurban sudah tradisi  turun temurun sejak  puluhan tahun silam yang dilakoni warga Kelurahan Hutasuhut, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapanuli Selatan sampai sekarang.

Buat Idul adha 1437 hijriyah kali ini ada 6 ekor jumlah sapi ditambah 29 ekor kambing hewan kurban warga yang mereka potong, di halaman mesjid Nurul Iman, di kelurahan Hutasuhut, 12 September 2016.

Menariknya, setelah proses penyembelihan hewan seluruh daging kurban di masak beramai-ramai menggunakan 27 kuali besar sebagai wadah memasak daging diatas tungku dengan menggunakan kayu api.

Daging kurban yang sudah masak diangkat dan kemudian dibagi-bagikan dan disajikan untuk disantap seluruh warga yang sudah menanti berjam-jam di sepanjang  lebih kurang 200 meter ruas jalan di kelurahan mereka.

"Seluruhnya dimasak, daging hewan kurban tidak boleh di bawa pulang ke rumah sebelum acara selesai, itupun bila ada yang tersisa," ujar Saleh Hutasuhut tokoh pemuda, Sipirok menjelaskan ditemui Antarasumut, kemarin.

Momen berkurban bagi warga Hutasuhut merupakan ibadah disamping untuk mempererat silaturrahmi, persatuan dan kesatuan, menjaga kekompakan dan menumbuh kembangkan sikap kegotong royongan (kearifan lokal) antar sesama.

"Tradisi itu diharap tidak akan luntur, warga Hutasuhut konsisten mempertahankan kebiasaan yang sejak 'ompu gende' garis keturunan mereka Hutasuhut kendati dihadapkan dengan berbagai tantangan zaman saat ini," katanya.

Pewarta: Kodir Pohan

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016