Pandan, 20/6 (Antarasumut) - Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara, terus meningkatkan pengawasan terhadap siswa di semua sekolah, terkait dengan semakin maraknya tindakan pelecehan seksual kepada anak-anak dan juga pelajar.

"Sebagai bentuk pengawasan, kita menempatkan satu orang guru konseling di masing-masing sekolah. Dengan kehadiran guru tersebut, maka akan dapat memberikan penyuluhan dan mengawasai perbuatan setiap anak didik," kata Kabid Ditmen Pendidikan Menengah dan Perguruan Tinggi, Dinas Pendidikan Tapanuli Tengah, Bahal Simanjuntak, di Pandan, Senin.

Ia mengatakan, tugas guru konseling tersebut nantinya disekolah-sekolah tersebut diantaranya untuk membina moral siswa dan juga etika serta ahlaknya.

Karena tidak dapat dipungkiri perkembangan teknologi saat ini sangat mempengaruhi mental dan perilaku sianak.

"Memang saat ini perkembangan teknologi sagat luar biasa, dan itu harus diimbangi dengan pengawasan dari sekolah dan juga dari orangtua murid. Karena saat ini semuanya mudah untuk diakses, dan itu tidak bisa dihempang. Jadi yang bisa dilakukan adalah pengawasan," katanya.

Selain pengaruh dari kemajuan teknologi, ia juga menilai bahwa peredaran narkotika saat ini turut mempengaruhi pola fikir dan mental para pelajar.

Karena tidak dapat dipungkiri lagi, setiap orang yang sudah terlibat dengan narkoba, selalu bertindak kepada perbuatan seksual.

"Narkoba ini juga merupakan "mesin" pembunuh dan perusak mental generasi bangsa kita ini. Jadi sangat berat beban yang harus dihadapi para anak didik saat ini. Untuk itulah kerjasama yang baik antara guru dan orangtua harus tercipta, sehingga anak tersebut bisa diawasai sebaik mungkin," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, saat ini guru sedang menghadapi tantangan yang berat didalam menegakkan disiplin kepada anak murid.

Hal itu disebabkan karena payung hukum guru yang lemah sehingga sangat rentah dikaitkan dengan tindakan perbuatan kekerasan dan itu sudah terbukti dengan banyaknya guru yang dipenjara karena tindakan displin.

"Disatu sisi kita harus bertindak tegas agar anak ini tidak terjerumus dengan kemajuan teknologi dan moral yang salah. Sementara satu sisi lagi, tindakan siguru sering disalahkan oleh orangtua yang harus berurusan dengan hukum. Untuk itu kami berharap agar ada payung hukum yang kuat bagi guru yang menegakkan displin dan aturan," katanya.

Pewarta: Jason

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016