Seirampah, 13/6 (Antara) - Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai, Sumatera Utara, membekali sejumlah guru pemahaman revolusi mental, sehingga benar-benar mampu menerapkan dan menjalankannya serta mengajarkan kepada peserta didiknya.
Bupati Serdang Bedagai Soekirman di Seirampah, Senin, mengatakan revolusi mental merupakan suatu gerakan pembentukan mental seluruh masyarakat dengan cara cepat untuk mengangkat nilai-nilai strategis yang diperlukan bangsa dan negara demi menciptakan ketertiban dan kesejahteraan rakyat.
Menurut dia, revolusi mental harus dijalankan secara bersama-sama oleh semua pihak sejalan dengan isi yang terdapat dalam Nawacita, yaitu memperteguh ke-Bhineka Tunggal Ika-an didalam diri masyarakat.
"Artinya kalau para guru sudah benar-benar paham dengan maksud dan tujuan dari revolusi mental itu, tentunya sangat diharapkan mampu menularkan dan mengajarjan kepada peserta didik nantinya," katanya.
Menurut dia, kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas SDM yang tangguh termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN) khususnya guru sebagai tenaga pendidik.
Kualitas itu ditentukan oleh pola pikir, sikap dan perilaku yang tertuang dalam pembentukan karakter.
Hal tersebut meliputi ketaatan kepada hukum dan aturan, hidup jujur, beretos kerja maju dan produktif, bermotivasi prestasi, berdisiplin, berpandangan optimistik, inovatif, serta selalu senantiasa mampu bekerja sama, gotong royong serta hidup berorientasi pada kemaslahatan publik.
"Saya sangat setuju bahwa kasih sayang, kejujuran dan perubahan dari yang ingin dilayani menjadi melayani adalah hal yang semakin hari semakin sulit kita temui," katanya.
Di era globalisasi dan teknologi yang semakin canggih seperti saat ini, kata dia, sangat jarang terdengar saling bertegur sapa dan berinteraksi langsung dengan sesama.
"Padahal tidak ada yang lebih baik dalam berkomunikasi selain berbicara dan berinteraksi langsung dengan orang-orang sebagai wujud kita adalah makhluk sosial," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016
Bupati Serdang Bedagai Soekirman di Seirampah, Senin, mengatakan revolusi mental merupakan suatu gerakan pembentukan mental seluruh masyarakat dengan cara cepat untuk mengangkat nilai-nilai strategis yang diperlukan bangsa dan negara demi menciptakan ketertiban dan kesejahteraan rakyat.
Menurut dia, revolusi mental harus dijalankan secara bersama-sama oleh semua pihak sejalan dengan isi yang terdapat dalam Nawacita, yaitu memperteguh ke-Bhineka Tunggal Ika-an didalam diri masyarakat.
"Artinya kalau para guru sudah benar-benar paham dengan maksud dan tujuan dari revolusi mental itu, tentunya sangat diharapkan mampu menularkan dan mengajarjan kepada peserta didik nantinya," katanya.
Menurut dia, kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh kualitas SDM yang tangguh termasuk Aparatur Sipil Negara (ASN) khususnya guru sebagai tenaga pendidik.
Kualitas itu ditentukan oleh pola pikir, sikap dan perilaku yang tertuang dalam pembentukan karakter.
Hal tersebut meliputi ketaatan kepada hukum dan aturan, hidup jujur, beretos kerja maju dan produktif, bermotivasi prestasi, berdisiplin, berpandangan optimistik, inovatif, serta selalu senantiasa mampu bekerja sama, gotong royong serta hidup berorientasi pada kemaslahatan publik.
"Saya sangat setuju bahwa kasih sayang, kejujuran dan perubahan dari yang ingin dilayani menjadi melayani adalah hal yang semakin hari semakin sulit kita temui," katanya.
Di era globalisasi dan teknologi yang semakin canggih seperti saat ini, kata dia, sangat jarang terdengar saling bertegur sapa dan berinteraksi langsung dengan sesama.
"Padahal tidak ada yang lebih baik dalam berkomunikasi selain berbicara dan berinteraksi langsung dengan orang-orang sebagai wujud kita adalah makhluk sosial," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016