Nias, Sumut, 14/4 (Antara) - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengapresiasi penanganan yang dilakukan PLN dalam mengatasi pemadaman listrik yang berlangsung hampir dua minggu di Kepulauan Nias.

"Saya mengpreasiasi tim PLN yang relatif cepat dalam mencari solusi," katanya dalam dialog dengan masyarakat Nias dan PLN usai menyaksikan operasional mesin pembangkit di Nias, Kamis.

Sebagai pejabat yang pernah beberapa kali mengunjungi Nias dalam rangka rehabilitasi pascagempa Nias, Sudirman Said mengaku prihatin ketika mendengar Kepulauan Nias mengalami gelap gulita.

Ia mengaku teringat dengan kondisi Kepulauan Nias ketika mengalami peristiwa gempa dan tsunami pada tahun 2006.

"Tanpa listrik mati saja sudah sulit, apalagi kalau listrik mati," ucapnya.

Sebagai bentuk empati dan keseriusan pemerintah dalam mengatasi pemadaman listrik di Kepulauan Nias, ia memutuskan untuk datang ke daerah yang terdiri dari lima kabupaten/kota tersebut.

Menteri ESDM juga mengapresiasi kinerja PLN yang dinilai relatif cepat dalam mengatasi pemadaman listrik yang dikeluhkan masyarakat tersebut.

Namun, pihaknya mengharapkan masyarakat di Kepulauan Nias untuk dapat memahami posisi PLN sebagai sebuah persero yang memiliki pemikiran sendiri dan tidak bisa terlalu cepat dalam mencari solusi.

Meski demikian, PLN juga diingatkan untuk perlu mengendepankan sisi sebagai intsrumen negara untuk memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap pasokan energi listrik.

Selain menormalkan kondisi yang dikategorikan sebagai solusi jangka pendek, PLN juga perlu menyiapkan solusi jangka panjang agar permasalahan itu tidak terulang kembali, sekaligus mampu memenuhi seluruh kebutuhan listrik masyarakat.

Sudirman Said mengharapkan seluruh pihak untuk menjaga mesin pembangkit yang dibawa dari Langsa tersebut.

Ketua Komisi VII DPR RI Gus Irawan Pasaribu mengatakan, masyarakat Kepulauan Nias patut bersukur karena "penderitaan" selama dua minggu itu terakhir sudah berakhir.

Sebagai anggota DPR RI yang daerah pemilihannya mencakup Kepulauan Nias, Gus Irawan mengaku prihatin dengan kondisi daerah itu yang tergolong tertinggal dibandingkan daerah lain di Sumut.

Dengan pertimbangan memiliki historis dengan Kepulauan Nias, politisi Partai Gerindra itu mengaku merasa menjadi "ona niha" (orang Nias) dan berharap pemadaman yang berlangsung cukup lama itu tidak terulang kembali.

"Saya dan seluruh `ona niha` bermohon kejadian seperti itu tidak terjadi lagi," katanya.

Pewarta: Irwan Arfa

Editor : Ribut Priadi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016