Medan,3/4 (Antara) - Sumatera Utara masih tetap mengimpor pupuk meski nilai impornya tren menurun atau tinggal 31,120 juta dolar AS.

"Memang masih terus ada impor pupuk meski tren turun dalam beberapa tahun terakhir," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Wien Kusdiatmono di Medan, Minggu.

Dia menyebutkan pada Januari-Februari 2015, impor pupuk 44,963 juta dolar AS, sementara di periode sama 2016 tinggal 31,120 juta dolar AS.

Penurunan impor pupuk dipengaruhi harga komoditas yang anjlok di mana kondisi itu menyebabkan perusahaan maupun petani menekan penggunaan pupuk pada tanamannya.

Impor pupuk Sumut sendiri sebagian besar dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT).

Sekretaris Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumut, Edy Irwansyah menyebutkan, pengurangan pupuk di tanaman karet khususnya milik petani sudah dipastikan terjadi.

"Jangankan beli pupuk, petani karet saat ini masih tidak bisa mengandalkan hasil panennya untuk kebutuhan sehari-hari," katanya.

Menurut Edy, meski ada jatah pupuk bersubsidi, petani selama ini membeli pupuk impor untuk tambahan

Anggota DPD RI utusan Sumut, Parlindungan Purba menyebutkan, impor pupuk harus ditekan dengan cara mendorong peningkatan produksi dalam negeri.

Ketergantungan impor akan membahayakan karena Sumut merupakan salah satu sentra produksi pertanian dan perkebunan terbesar di Indonesia.       

Pewarta: Evalisa Siregar

Editor : Fai


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016