Pandan, 2/4 (Antarasumut)- Ephorus HKBP Pdt. WTP. Simarmata bersama dengan bupati Tapanuli Tengah, H. Sukran Tanjung, serukan perdamaian dan saling menghargai perbedaan.

Karena perbedaan itu adalah kekayaan yang harus disyukuri bukan diributi. Hal itu ditegaskan Ephorus dalam khotbahnya pada perayaan Paskah Oikumene Pemkab Tapanuli Tengan, Jumat, (1/4) di terminal terpadu Pandan.

Kehadiran pucuk pimpinan HKBP itu disambut antusias masyarakat Tapteng khususnya yang beragama Kristen. Dan kehadiran Ephorus bisa menyampaikan khotbah di Tapteng berkat hubungan kekeluargaan Sukran Tanjung dengan Ephorus.

Karena diakui Ephorus, selama ini Ia tidak pernah mengikuti perayaan keagamaan ditingkat Kabupaten/kota diluar HKBP. Namun karena hubungan baiknya dengan Sukran Tanjung, Ia menyempatkan diri ditengah kesibukannya sebagai pimpinan tertinggi gereja HKBP dan juga sebagai Presiden Gereja-gereja se Asia.

Untuk itulah Ephorus mengajak seluruh umat Kristiani yang ada di Tapteng agar menjaga kekompakan dan kebersamaan seperti hubungan dirinya dengan bupati Tapteng.

Dalam khotbahnya Ephorus juga menyinggung tentang korupsi yang semakin meraja lela. Menurutnya, orang yang suka melakukan korupsi adalah orang yang masih hidup dalam kegelapan dan yang belum merasakan kemerdekaan.

Karena sesungguhnya makna dari perayaan Paskah adalah, bagaimana kita meninggalkan segala perbuatan buruk dan tabiat kejahatan kita. Untuk itulah Yesus Kristus mati untuk menebus segala perbuatan dosa manusia itu.

Dan kebangkitan-Nya yang rayakan hari ini harus mampu merubah setiap perilaku burukkita sebagai bukti kita sudah dimerdekakan melalui kematian-Nya,”kata Ephorus.

Lebih lanjut digambarkan Ephorus, banhwa Indonesia ini adalah bangsa yang besar yang kaya akan alam dan budaya. Hanya saja, bangsa ini menghadapi tantangan yang berat terkait kebebasan menjalankan kebebasan umat beragama.

Perbedaan dijadikan sebagai alasan, padahal perbedaan itu sebuah anugerah yang harus disyukuri dengan cara saling menghargai dan menghormati.

“Jika bangsa kita ini selalu mempersoalkan perbedaan itu, maka bangsa yang besar ini bisa hancur sebagaimana pada masa kerajaan Roma dulu. Melalui perayaan Paskah ini, marilah kita perkuat ikatan kekeluargaan dan saling menghormati. Jangan cari-cari perbedaan, tetapi mari kita cari persamaan, karena kita ini diibaratkan dalam satu kapal yang sedang berlayar ke suatu tujuan. Tidak mungkin kita merusak kapal tersebut karena adanya perbedaan dan kepentingan. Karena kalau kita merusak kapal sendiri, maka kita juga ikut karam,”tandasnya.

Usai menyampaikan khotbahnya, Panitia Paskah Oikumene Tapteng tahun 2016, memberikan ulos kepada Ephorus beserta isteri. Pemberian ulos (mangulosi) tersebut sebagai ucapan terimakasih panitia dan umat krisiani yang ada di Tapteng atas kehadirannya menyapa warga Tapteng lewat siraman rohani.

“Kami berterimakasih dan bersyukur atas kehadiran Ompui Ephorus beserta ibu untuk menjumpai kami di Tapteng. Kami berdoa agar bapak Ephorus selalu dalam lindungan Tuhan dan diberikan kesehatan,” kata Antonius Simanjuntak selaku Ketua Umum Panitia Paskah dan Rastin Bondar selaku Sekretaris Umum.

Pada kesempatan itu, Ephorus beserta isteri juga memberikan ulos (mangulosi) bupati Tapteng, H.Sukran Tanjung beserta istri, Hj.Evalina Maria Sandra. Tujuan pemberian ulos tersebut sebagai doa agar Sukran diberikan Tuhan kekuatan untuk memimpin dan melanjutkan pembangunan di Tapteng.

Sukran Tanjung mengaku terharu atas pemberian ulos dari Ephorus. Daikuinya, ia tidak menyangka Ephorus selaku pimpinan tertinggi gereja HKBP berekenan memberikan ulos kepadanya yang beragama Muslim dan mendoakan kepemimpinannya.

“Ini sebagai bukti begitu eratnya hubungan adat ‘Dalihan Natolu’ yang dijunjung tinggi masyarakat Batak. Hal itulah yang saya lakukan untuk mengundang Ompui Ephorus bersedia datang ke Tapteng. Karena saya dengan Ompui Ephorus ada hubungan marga, yaitu ibu saya adalah marga Parna sama dengan Ompui Ephorus.
Jadi dalam adat Batak, saya adalah bere (keponakan) Ompui Ephorus. Selaku bere saya akan menjalankan semua nasehat paman saya Ompui Ephorus. Kiranya Tuhan mendengarkan doa kita agar kelak saya terpilih kembali menjadi bupati Tapteng, karena selama kepemimpiman saya, saya tidak pernah membedabedakan agama.

Itu bisa dilihat dari pejabat SKPD saya. Banyak SKPD saya yang beraga Kristen, walaupun saya beraga Islam. Karena saya sudah dari kecil dididik berkarakter Nasionalis. Dan yang paling penting, saya adalah bupati masyarakat Tapteng, bukan bupatinya agama tertentu,”tegasnya.

Pewarta: Jason

Editor : Juraidi


COPYRIGHT © ANTARA News Sumatera Utara 2016